Saya bukan orang yang jago gambar. Tapi, kalo cuma gambar bunga mah bisa. Saat datang kesempatan buat ikut workshop ilustrasi, pastinya saya juga mikir beberapa kali sampai akhirnya mutusin buat ikut. Dalam bayangan saya, workshop ini buat mereka yang udah jago bikin ilustrasi. Pas tanya-tanya sama seorang teman, katanya justru ini buat mereka-mereka (include me hahaha) yang ngga jago gambar.
Undangan workshop ini datangnya dari Komunitas Penulis Bacaan Anak kerjasama dengan Bina Nusantara (Binus) University. Pas liat info workshop ini sempet saya skip aja. Karena ngga merasa jago gambar. Eh... ko lama-lama penasaran. Akhirnya coba daftar dan Alhamdulillah masih ada kuota.
Binus University Syahdan (source) |
Saya datang terlambat saat itu. Sebenernya datang terlambat bukan saya banget. Keterlambatan ini diluar ekspetasi, loh. Dari Bekasi, saya harus naik bis jurusan Grogol dan Subhanallah, bisnya baru muncul setelah hampir satu setengah jam saya nunggu. Kesel, panas campur deg-degan karena terlambat jadi satu. Saya pun hanya bisa pasrah. Dan.. benar aja, saat saya datang, acara udah dimulai.
Materi penegenalan ilustrasi dibawakan oleh Drs. Hagung Kuntjara SW, M.Sn selaku Head of Creative Advertising Program. Beliau menjelaskan pentingnya ilustrasi bagi sebuah buku anak. Bisa dibayangkan, bagaimana jika buku anak ngga ada ilustrasinya sama sekali? Betapa hampa dan garingnya buku itu. Anak-anak juga pasti enggan buat baca. Jangankan baca, liat aja udah males duluan. Dosen ramah ini sempat membacakan cerita anak yang berjudul "Made" kepada peserta. Beliau juga memperlihatkan betapa ilustrasi sangat memengaruhi imajinasi yang membacanya.
Acara dilanjutkan dengan pembukaan workshop secara resmi oleh Dean of School of Design, Danendro Adi, S.Sn, M.Arts. Pada kesempatan ini juga, beliau juga sempat memberikan sedikit materi tentang ilustrasi. Menurut dosen berjenggot ini, ilustrasi dibagi jadi dua, yaitu:
- Literal Illustration (Pictorial Truths). Sebuah ilustrasi yang menampilkan sesuatu untuk mejelaskan makna yang sebenarnya.
- Conceptual Illustration (Visual Methapor). Aplikasi metafora terhadap subyek atau visualisasi gagasan tertentu. Meskipun menggambarkan sesuatu yang nyata, tapi bermakna berbeda dari yang terlihat.
Kemudian disampaikan juga mengapa ilustrasi sangat penting. Ilustrasi merupakan Visual Language yang berfungsi memanipulasi emosi dan perasaan yang melihat. Kualitas visualisasi diukur dari berhasil tidaknya pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh pembacanya. Nah.. makanya, sebuah buku---khususnya buku anak-- yang dilengkapi dengan ilustrasi yang indah dan bagus dapat memengaruhi kreativitas anak. Tidak salah jika ada anak yang setelah membaca buku akan berkhayal, bahkan khayalan yang diluar nalar sekalipun. Misalnya, mereka berimajinasi bisa punya sayap dan sebagainya.
Materi selesai, giliran prakteknya. Setelah break makan dan sholat. Para peserta pun langsung praktek membuat ilustrasi bersama kelompoknya masing-masing. Saya ada di kelompok 1 bareng sama Bu Tanti Amelia dan Sulaim. Tiap kelompok dibimbing oleh seorang dosen. Dan.. cuma kelompok saya yang dosennya kaburrr.... hahaha. Dosen kalem itu malah asyik bikin ilustrasi sendiri. Tinggallah kami bertiga berkutat sendiri. Sekali-kali ada beberapa mentor yang memandang iba, karena kelompok kami aja yang ngga ada mentornya.
Mr. Hagung In Action (source) |
Suasana Praktek, Dosennya Masih Muda-Muda dan Cakep (binus.ac.id) |
My Team, Di Lantai Pun Jadi (dokpri) |
Karena kami memilih ilustrasi 3D (3 dimensi), kardus mie intstan pun jadi pilihan media yang kami gunakan. Kami membuat ide cerita tentang seorang anak yang hobi masak. Keseharian anak kecil itu kami gambarkan di atas sebuah kardus. Di satu sisi, kami mengambarkan suasana pasar. Kemudian di sisi lain kami membuat dapur lengkap dengan peralatan masak. Plus, pekarangan lengkap dengan pohon dan jemuran. Ada baju-bajunya juga.
Belanja di Pasar (dokpri) |
Dapur Mini dan Teras (dokpri) |
Setelah semua kelompok berhasil menyelesaikan ilustrasi, Kak Angela Oscario selaku MC, meminta seluruh kelompok memajang karyanya di depan. Wuih... berderet karya yang ciamikk langsung memenuhi meja. Saya sampai geleng-geleng kepala ngeliat hasil kelompok lain. Ternyata, bermain dengan imajinasi seru juga. Unik hasilnya.
Ada yang membuat ilustrasi dari koran, daun, karton bahkan kerupuk. Nah.. kan begini deh jadinya kalo kreativitas kita diuji. Apapun bisa jadi media ilustrasi yang unik. Ada kelompok yang membuat ilustrasi menggunakan tangan kiri. Sang mentor meminta mereka untuk menggambar, menulis dan mewarnai dengan tangan kiri. Kenapa? katanya, sih, supaya kesan childish nya dapet. Dan.. benar aja, mereka sukses bikin ilustrasi yang anak-anak banget.
Berimajinasi Dengan Kerupuk :-) (dokpri) |
Ilustrasi Dengan Teknik Tangan Kiri, Kesan Childishnya Terasa (dokpri) |
Khas Anak-Anak (dokpri) |
Dan... para dosen pun menilai hasil karya peserta. Saya, Bu Tanti dan Sulaim mah ngga kepikiran menang karena kalau liat hasil teman-teman yang lain mah.. jauh kayanya. Tapi, saat Kak Angel ngumumin bahwa kami yang menang... waw... excited banget dong karena ngga nyangka juga. Ilustrasi kami itu bisa dibilang sederhana banget. Cuma memang, ilustrasi 3D kami full of colour, jadi terlihat fresh aja. Saya dan kelompok pun dapat goodie bag yang isinya pouch dan notebook cantiik banget, khas anak-anak School of Design.
The Winner, Mentor Kami Yang Pakai Baju Kuning, loh :-) |
Ms. Pauline, Fotografi Itu Penting (dokpri) |
- Membawa obyek gambar ke luar ruangan (teras, lapangan, dsb). Ini yang paling bagus, hasilnya akan sangat cerah karena cahaya yang didapatkan merata.
- Menggunakan bantuan lighting (cahaya buatan) seperti lampu. Kita bisa meletakkan obyek gambar persis dibawah lampu. Namun, cara mengambil gambarnya ngga boleh persis dari atas ya.. karena akan ada bayangan. Jadi kita harus mengambilnya di posisi agak menyamping.
- Menggunakan cermin. Ini teknik yang baru saya tau. Ternyata untuk membuat cahaya itu rata, cermin bisa kita gunakan. Tapi, buka cermin yang biasa nempel di tembok itu ya... tapi cermin kecil seperti cermin bedaknya ibu-ibu itu loh :-) atau cermin rautan pensil yang bulat kecil itu.
- Dengan bantuan sterofoam kita bisa menghasilkan foto yang bagus. Karena sterofoam akan membuat cahaya merata. Sterofoam yang digunakan harus berwarna putih ya.. bukan sterofoam warna-warni.
Miss Pauline mengambil gambar semua ilustarsi yang telah dibuat. Karena memang ahli dalam photografi, hasilnya pun bagus-bagus banget.
Komputernya Bikin Iri (dokpri) |
Sesi terakhir, kami dibawa ke ruang komputer. Ilustrasi yang udah kami buat dan sudah difoto, akan diubah kedalam bentuk digital. Dengan menggunakan program Photoshop, kami diajarkan bagaimana mengedit ilustrasi yang udah dibuat dan mengubahnya ke dalam bentuk digital. Hasilnya.. ilustrasi peserta berubah jadi bentuk yang berbeda.
Pukul 17.15 acara pun selesai. Sangat sore memang, tapi.. ilmu yang didapat sangat bermanfaat. Dengan waktu yang hanya seharian ini, memang masih kurang untuk bisa jago ilustrasi. Tapi, setidaknya saya dan para peserta yang lain jadi tau bagaimana ilustrasi itu dibuat.
Kak Angela dan para dosen yang hadir, berharap para peserta bisa mendapat manfaat dari workshop ini. Mereka juga berharap bisa melanjutkan kerjasama ini dengan para penulis bacaan anak. Ya.. semoga, next workshop saya bisa kembali ikut.
[Risalah Husna]
Aaaw... kereeen....share doong Suci, di wall Emak blogger ...
BalasHapusAaaw... kereeen....share doong Suci, di wall Emak blogger ...
BalasHapusIbu... udah aku share yaa... Thanks for amazing idea :-)
BalasHapuswaaaa...keren yaa workshopnya, minat banget ikutan acara pabers ini sayang masih di semarang huhuu...makasih reportasenyaa...
BalasHapuswahh... ada teh dedew. Iya, keren banget acaranya. Teteh lagi di semarang toh.. ada acara ya teh?
BalasHapusmakasih ya reviewnya jadi tertarik mau nyoba bikin pake karton gitu deh
BalasHapusWOoow keren mbak....nyesel nga ikutan....selamat ya.....
BalasHapusmakasih infonya
BalasHapusmantap