"Kalau kita bukan orang terkenal atau anak ulama, maka menulislah"
Biasanya, tujuan seseorang menulis itu adalah "mengabadikan" momen yang terjadi. Sehingga bisa dibaca di waktu lain. Jadi saat kangen momen itu, tinggal buka dan baca lagi tulisan itu.
Awal saya suka sama dunia literasi itu saat masih SMP. Sebenernya dari SD udah suka nulis di buku Diary. Baru pas SMP berani nulis-nulis cerpen. Dikirim ke media? Nothing, at all *lol*. Alasannya, ngga pede. Tapi, tulisan saya cukup disukai teman-teman di kelas. Karena cuma mereka target pembaca saya hahaha.
Mereka mengapresiasi tulisan saya dengan meminta saya menulis lagi. Anak-anak SMP itu kan sedang beranjak puber, makanya tema yang di request itu ngga jauh dari "cinta-cinta ala monyet". Saya lupa berapa cerpen yang udah saya tulis saat itu karena bekasnya pun udah ngga keliatan wujudnya. Jaman saya SMP kan, komputer masih belum ngehits *berasa tua* so.. saya nulis cerpen bermodalkan kertas HVS/Buku.
Kini, kemajuan teknologi sebenarnya bisa kita manfaatkan. Menulis, bisa dilakukan dimana aja. Kalau dulu cuma ada mesik tik yang bunyinya TIK TIK TIK dan kadang bikin gatel kuping. Sekarang, kita bisa mulai menulis hanya dengan menslide gadget dalam genggaman. Mudah, kan.
Ada banyak fitur yang bisa kita manfaatkan untuk menulis. Mau yang gratisan, ada. Atau kalo mau gengsi dikit, pakai yang berbayar pun ada. Silakan dipilih sesuai kebutuhan aja.
Menulis Dan Jadi Penulis
Perbedaan antara menulis dan menjadi penulis itu...
Menjadi Penulis itu tidak bisa dilakukan sendiri. Kenapa? Karena untuk menjadi penulis kita butuh orang lain. Mereka adalah orang yang mau membaca karya yang kita buat. Orang yang mau menerbitkan karya kita. Hingga orang yang mau mengapresiasi karya kita hingga [nantinya] jadi penggemar kita. Untuk jadi penulis, harus punya kebiasaan untuk selalu menulis. Tidak bisa semaunya. Bahkan jika perlu pakai schedule.
Untuk bisa menjadi penulis, yang harus dilakukan...
- Cinta. kita harus suka dulu sama nulis. Yuup... dengan memiliki rasa suka dan cinta pada dunia menulis, kita akan mudah menulis apapun. Karena yang kita lakukan itu bukan sebuah beban. Jadi, menulis harus kita jadikan passion dulu.
- Baca..Baca..Baca. Ini penting, loh. Ibarat air di dalam teko. Membaca adalah airnya. Jika kita ngga punya minat baca, apa yang mau ditulis hayoo. Bahkan, nulis status aja perlu baca. Baca status orang, nemu ide buat nulis. Baca koran, majalah, bahkan baca postingan orang di blog, kepikiran deh buat nulis. Apapun yang kita baca, ini bisa jadi sumber dan bahan tulisan.
- Komunitas. Bergabung dengan komunitas atau forum menulis, bisa jadi "bahan bakar" juga buat menggairahkan semangat kita dalam menulis. Di dalam komunitas biasanya para anggotanya saling menyemangati buat nulis. Bahkan saling share lomba-lomba nulis yang bisa diikutin. Ada banyak komunitas menulis formal dan diakui di Indonesia. Salah satu dan yang terbesar di Indonesia adalah Forum Lingkar Pena (FLP) *promosi*. Sebutlah, Helvy Tiana Rossa, Asma Nadia, Gol A Gong, Habbiburahman El Shirazy, Afifah Afra, Ali Muakhir, dan bejibun famous writer lahir dari Forum yang memiliki cabang sampai ke berbagai belahan dunia.
Menjadi seorang penulis itu butuh kerja keras. Ngga bisa lah, ujug-ujug nerbitin buku dan meledak di pasaran. Ada proses yang harus dijalani dan harus sabar. It's important. Sabar kalo naskah kita ditolak. Banyak kisah penulis terkenal yang kita anggap sukses, memiliki pengalaman ditolak penerbit bahkan sampai belasan kali. Semoga, next di postingan selanjutnya saya bisa mengurai siapa aja mereka.
Kenapa Harus Menulis?
Jika kita tidak ingin menjadi seorang penulis tapi suka menulis, maka teruslah menulis walau hanya di blog. Dengan catatan, tulislah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Hingga, kita akan dikenal walau hanya di dunia ngga nyata. Jika berminat menjadi penulis, maka teruslah mengasah diri. Mengikuti berbagai event menulis, jadi salah satu cara agar kemampuan menulis semakin tajam. Kalah? Jangan putus asa. Lanjut menulis lagi. Karena, kalah itu cuma menang yang tertunda :-)
[Bagi saya] menulis sejatinya adalah merapikan kenangan. Jika kita udah berpindah dunia, maka tulisan kita yang akan jadi kenangan bagi anak cucu kita nantinya. Hingga mereka bisa tahu bahwa ibu dan nenek mereka pernah menulis dan meninggalkan kenangan. Dan, ketika mereka rindu dengan kita, mereka dengan mudah bisa membaca kembali tulisan kita.
[Risalah Husna]
Banyak alasan yang menyebabkan kita harus nulis. Merapikan kenangan, mengeluarkan buah pikiran, cari uang #eh
BalasHapusnah.... kalimat terakhir itu mak yang enak. Di Indonesia belum banyak orang yang bener2 menjadikan nulis sebagai PROFESI UTAMA. Alasannya, karena negara kita tercintah ini, profesi sebagai penulis itu masih belum dihargai. Buktinya; pajak buku masih gede, royalti masih kecil.
HapusMasih belum menemukan passion saya buat nulis itu tentang apa -_- bahrul.com
BalasHapuspasti nanti akan ketemu ko, tinggal sering-sering aja nulisnya :-)
HapusAw tulisannya mba husna kereen sekali ini...Tapi entah kenapa saya masih bingung dalam menulis, terutama menemukan ide...Kira2 apa yang mau saya tulis...Dan buat saya menulis itu masih membutuhkan waktu, sebenarnya sih yg bkin lama yaitu menemukan idenya :(
BalasHapusSalam kenal :)
xoxo,
handdriati.blogspot.com