Sabtu, 18 Juli 2015

Writer Wannabe



Menulis sejatinya adalah merapikan apa yang ada di dalam kepala kita melalui sebuah tulisan. Pada dasarnya semua orang mampu menuliskannya. Namun, hanya sebagian kecil saja yang mampu mengabadikannya melalui tulisan.

Menulis dapat menjadi pelampiasan emosi yang positif. Dengan menulis apa yang sedang dirasakan, keluh kesah dan segala masalah yang ada akan mereda dan perasaan pun akan menjadi tenang.

Menjadi seorang penulis profesional memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada proses yang harus dijalani oleh orang-orang yang berkeinginan menjadi seorang penulis. Semuanya harus sabar dijalani karena itulah kunci dari keberhasilan.

Lihatlah sosok sastrawan dan penulis hebat kita, Helvy Tiana Rosa (HTR). Seorang penulis yang sudah malang melintang di dunia menulis. Jika kita hanya melihat kesuksesannya hari ini, maka perlu diketahui bahwa ada perjuangan yang sangat keras di balik kesuksesannya hari ini.

Naskah yang ditolak penerbit mayor, dihina sebagai penulis kacangan, dan sebagainya. Dengan usaha dan keseriusan, HTR mampu menjadi penulis profesional dan menularkan ilmunya hingga lahirlah beberpa penulis terkenal seperti Asma Nadia dan Habiburahman El Shirazy.

Jika memiliki mimpi menjadi penulis, maka mulailah untuk menulis. Targetlah diri anda sendiri untuk menulis setiap hari walau hanya beberapa kalimat.

Memiliki buku atau file di dalam komputer adalah hal yang sangat baik untuk menuliskan ide-ide yang datang. Rutinlah untuk membuat sebuah tulisan sesuai denga apa yang anda minati. Jika anda lebih nyaman dengan menulis pengalaman pribadi, anda bisa memulai dengan membuat artikel-artikel ringan atau kisah-kisah inspiratif dari pengalaman anda sendiri atau orang lain.

Untuk tetap memiliki semangat menulis, mengikuti event-event kepenulisan tidak ada salahnya. Event ini berupa lomba-lomba menulis yang sering diadakan di media sosial. Pilihlah lomba menulis yang sesuai. Dan mulailah menulis kemudian kirimkan.

Setelah itu, jangan berhenti untuk menulis. Cari lagi berbagai lomba-lomba menulis yang lainnya. Dengan cara seperti ini, kita akan dituntut untuk tetap menulis.

Selain mengikuti berbagai lomba menulis, komunitas menulis pun menjadi penyemangat bagi anda yang ingin menekuni dunia menulis secara teori. Dalam komunitas menulis anda akan diajarkan teknik menulis yang baik. Salah satu komunitas menulis yang sudah cukup mumpuni yang telah melahirkan penulis-penulis terkenal adalah Forum Lingkar Pena (FLP). Banyak penulis kawakan yang lahir dari komunitas ini. Sebut saja; Asma Nadia, Gol A Gong, Ali Muakhir, Habiburahman El Shirazy, Pipit Senja, Afifah Afra, Sinta Yudisia dan masih banyak lagi. Semuanya ditempa dengan baik sehingga kualitas mereka tidak perlu diragukan lagi. Keseriusan dalam menimba ilmu juga menjadi faktor penting agar sukses menjadi penulis. Komunitas menulis manapun yang anda ikuti tidak akan menjadikan anda penulis profesional jika anda tidak serius dan all out dalam mengikutinya. Ilmu yang diberikan dapat diaplikasikan dalam proses menulis yang sedang anda geluti.

Setelah anda rutin menulis, beranikan diri anda untuk  naskah-naskah anda kepada penerbit. Jangan pernah merasa takut untuk ditolak. Jika


naskah yang telah anda buat ditolak oleh penerbit yang anda tuju, bukan berarti tulisan anda jelek. Mungkin taste dari naskah anda itu tidak sesuai dengan taste penerbit. Carilah penerbit lain. Karena, ada ratusan bahkan ribuan penerbit di Indonesia. Salah satunya pasti ada yang sesuai dan mau menerima. Tinggal anda yang harus bersabar.

Teruslah menulis dan menulis. Penulis profesional sekalipun tidak pernah berhenti untuk menulis. Jangan merasa bangga jika tulisan anda berhasil menembus media atau penerbit mayor. Teruslah untuk menempa diri dan meningkatkan kualitas. 

8 komentar:

  1. Balasan
    1. Terimakasih dah singgah sis, salam aidil fiitri

      Hapus
  2. saya juga ingin suatu hari menerbitkan buku, buku syaa sendiri, semoga kata ingin tersebut segera berubah menjadi sedang dan kemudian berubah menjadi sudah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... tetep semangat teh. Saya juga belum punya buku solo, masih antologi terus..

      Hapus
  3. saya sampai saat ini belum berani untuk ikutan lomba nulis mbak yang hadiahnya wiiiiw :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. Loh.. kenapa? padahal dengan ikut lomba nulis, kita bisa punya pengalaman. Sekarang banyak lomba nulis bertebaran. Yang penting ikutan aja dulu, masalah menang atau nggak nya ngga usah dipikirin

      Hapus
  4. Rutin menulis ini yang susah Mba. Dan pantang menyerah sampai berhasil diterbitkan. Aduh kayaknya masih jauh nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kan udah rutin nulis di blog.. itu udah jadi latihan. Sekarang tinggal diganti, nulisnya di Ms. Word ^__^

      Hapus

Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.