Demam berdarah saat ini masih menjadi penyakit yang terus memakan korban. Saya jadi teringat tetangga saya yang anaknya meninggal karena demam berdarah. Keponakan saya pun pernah kritis dan harus dilarikan ke ruang intermediate rumah sakit karena demam berdarah dan sudah ada pendarahan dari hidung. Dan, masih banyak lagi kasus-kasus serupa karena demam berdarah. Korbannya terus bertambah dan jadi kekhawatiran tersendiri buat saya.
Tanggal 15 Juni 2016, saya berkesempatan hadir pada ASEAN Dengue Day Ke-6 di Hotel Grand Sahid Jakarta. Acara yang diadakan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dihadiri oleh banyak sekali pejabat seperti Gubernur DKI Jakarta, Walikota Tangerang Selatan hingga perwakilan dari WHO, UNICEF dan stakeholder terkait.
Kenapa tanggal 15 Juni dijadikan sebagai ASEAN Dengue Day? Pertimbangan ini diambil karena bulan Juni adlaah puncak penularan Demam Berdarah Dengue (DBD) di 10 negara anggota ASEAN. Kalau untuk di Indonesia, puncak penularan DBD itu terjadi pada awal tahun, yaitu bulan Januari-April bertepatan dengan puncak musim hujan. Dan itu berdampak pada munculnya perindukan atau breeding places dari nyamuk Aedes Aegypti.
Tema pada ASEAN Dengue Day ke-6 ini adalah Bergerak Bersama Cegah DBD Melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Mungkin ada yang bertanya apa itu Jumantik. Jadi, Jumantik (Juru Pemantau Jentik) adalah orang yang bertugas menjadi pemantau jentik yang ada di rumah. Karena saya juga seorang kader Posyandu, istilah Jumantik ini sudah familiar bagi saya. Tim Jumantik di lingkungan rumah saya, secara berkala mendatangi tiap rumah untuk memeriksa jentik di kamar mandi. Biasanya, jentik ini ada di bak-bak penampungan air. Jentik mudah sekali berkembang jika wadah penampungan air kotor.
Pada peringatan ASEAN Dengue Day Ke-6 ini, Menteri Kesehatan RI yang diwakili oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (PSP) Kemenkes RI, Dr. H.M Subuh MPPM mengatakan bahwa Gerakan 1 Rumah 1 Jumntik ini bertujuan untuk menurunkan angka penderita dan angka kematian akibat DBD. Dengan meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat berbasis keluarga untuk melakukan pencegahan. Sebenarnya, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ini sudah diluncurkan sejak tahun 2015 dan saat ini program akan semakin digalakkan. Diharapkan seluruh masyarakat bisa berperan aktif dalam pencegahan dan menurunkan angka penderita demam berdarah.
Cegah Demam Berdarah Dengan 3M
Mungkin sudah banyak yang familiar ya dengan gerakan 3M. Gerakan ini bertujuan untuk mengurangi dan memberantas perkembangbiakan nyamuk. 3M itu adalah;
1. Menguras bak mandi
2. Menutup tempat penampungan air
3. Memanfaatkan barang bekas
Plus cegah gigitan nyamuk
Dengan rutin melakukan gerakan 3M, diharapkan nyamuk-nyamuk tidak akan datang apalagi berkembangbiak di dalam rumah kita. Kita bisa bekerja sama dengan seluruh anggota keluarga dengan cara berbagi tugas dalam melakukan gerakan 3M ini. Dengan begitu, kita bisa meciptakan rumah yang bersih dan bebas nyamuk.
Dalam acara ini, Kemenkes mengumumkan daerah yang menjadi percontohan dalam gerakan 1 rumah 1 jumantik, yaitu Tangerang Selatan. Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH selaku Walikota Tangerang Selatan yang ikut hadir menyampaikan rasa terima kasihnya karena daerah yang dipimpinnya diberikan apresiasi sebagai daerah percontohan dalam hal pencegahan DBD. Kegiatan 1 rumah 1 jumantik ini akan terus berlanjut demi terciptanya lingkungan yang bebas DBD.
Mengenal Ciri-Ciri Demam Berdarah
Dalam sesi talkshow, Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp. A(K) selaku Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) hadir memberikan penjelasan soal Deman Berdarah. Menurut Prof. Sri, Demam Berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes spp dan seringkali dijumpai di daerah tropis. Gejala demam berdarah itu sendiri adalah;
Tujuan hadirnya portal edukasi dengue ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara umum terhadap bahaya dengue. Serta, mempersiapkan masyarakat untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan penyakit #demamberdarahdengue. Dalam portal ini juga terdapat fitur ‘Kuis Kesiapan Dengue’ untuk memberikan edukasi dengan cara yang lebih friendly.
tulisan ini adalah opini pribadi dan didukung oleh Sanofi Group Indonesia
Cegah Demam Berdarah Dengan 3M
Mungkin sudah banyak yang familiar ya dengan gerakan 3M. Gerakan ini bertujuan untuk mengurangi dan memberantas perkembangbiakan nyamuk. 3M itu adalah;
1. Menguras bak mandi
2. Menutup tempat penampungan air
3. Memanfaatkan barang bekas
Plus cegah gigitan nyamuk
Dengan rutin melakukan gerakan 3M, diharapkan nyamuk-nyamuk tidak akan datang apalagi berkembangbiak di dalam rumah kita. Kita bisa bekerja sama dengan seluruh anggota keluarga dengan cara berbagi tugas dalam melakukan gerakan 3M ini. Dengan begitu, kita bisa meciptakan rumah yang bersih dan bebas nyamuk.
Dalam acara ini, Kemenkes mengumumkan daerah yang menjadi percontohan dalam gerakan 1 rumah 1 jumantik, yaitu Tangerang Selatan. Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH selaku Walikota Tangerang Selatan yang ikut hadir menyampaikan rasa terima kasihnya karena daerah yang dipimpinnya diberikan apresiasi sebagai daerah percontohan dalam hal pencegahan DBD. Kegiatan 1 rumah 1 jumantik ini akan terus berlanjut demi terciptanya lingkungan yang bebas DBD.
Mengenal Ciri-Ciri Demam Berdarah
Dalam sesi talkshow, Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp. A(K) selaku Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) hadir memberikan penjelasan soal Deman Berdarah. Menurut Prof. Sri, Demam Berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes spp dan seringkali dijumpai di daerah tropis. Gejala demam berdarah itu sendiri adalah;
- Demam tinggi
- Nyeri pada kepala
- Perdarahan pada kulit
- Mimisan
- Nyeri pada otot
Kalau untuk anak-anak,
biasanya seringkali ditandai dengan mual dan muntah sehingga tidak mau makan.
Jika hal ini dibiarkan dan tidak segera dibawa ke klinik atau rumah sakit, maka
bisa menyebabkan perdarahan pada saluran cerna sehingga menyebabkan kematian.
Banyak yang menjadi korba
DBD hingga akhirnya meninggal karena terlambat mendapatkan pertolongan dari
tenaga kesehatan. Jika anak atau sudah demam selama 3 hari dan tidak turun,
maka harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk diperiksa dan
ditindaklanjuti.
Cara yang paling tepat
dalam penanggulangan dan pencegahan DBD adalah dengan tetap menjaga kebersihan
lingkungan sekitar rumah. Dibersihkan secara berkala dengan gerakan 3M agar
jentik-jentik nayamuk tidak ada yang berkembang biak. Cara lain adalah dengan menaburkan bubuk
larvasida atau abate ke dalam penampungan air, menggunakan obat anti nyamuk,
menggunakan kelambu saat tidur, dan menanam tanaman pengusir nyamuk seperti
sereh misalnya.
Edukasi Dengue Melalui
Website
Selain mensosialisasikan ‘Gerakan
1 Rumah 1 Jumantik’, Kemenkes yang bekerjasama dengan Asian Dengue Vaccine Advocacy
(ADVA) dan Sanofi Group Indonesia meluncurkan portal edukasi Dengue Buzz
Barometer.
Tujuan hadirnya portal edukasi dengue ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara umum terhadap bahaya dengue. Serta, mempersiapkan masyarakat untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan penyakit #demamberdarahdengue. Dalam portal ini juga terdapat fitur ‘Kuis Kesiapan Dengue’ untuk memberikan edukasi dengan cara yang lebih friendly.
Portal ini sangat mudah
sekali diakses sehingga siapapun bisa menggunakannya dengan mudah. Terdapat
pilihan bahasa yang bisa disesuaikan. Selain memberikan edukasi seputar dengue,
portal ini pun menyajikan berita-berita penting, video, dan informasi-informasi
penting pencegahan DBD yang dilakukan enam negara peserta di Asia Tenggara.
Portal Dengue Mission Buzz
Barometer ini sudah bisa diakses tepat di hari #ASEANDengueDay, tanggal 15
Juni 2016 lalu. Dan bisa diakses di enam negara ASEAN; Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Sebelum portal ini diluncurkan,
hadir terlebih dulu Dengue Mission Buzz yang diluncurkan pada tahun 2015. Dan
sebuah bus edukasi pencegahan dengue telah berkeliling sejauh lebih dari 4.000
kilometer di lebih 30 komunitas di Kamboja, Indonesia, Malaysia, Filipina,
Thailand, dan Vietnam dalam meningkatkan kesadaran masyakarat dalam pencegahan
dan pengendalian dengue.
1 Rumah 1 Jumantik
Program ini akan terus
disosialisasikan kepada masyarakat demi menekan angka penderita DBD serta angka
kematian akibat DBD. Gerakan yang sudah digaungkan sejak tahun 2015 ini tentu
akan berjalan dengan baik jika ada dukungan dan peran serta masyarakat Indonesia.
Apapun program yang dibuat oleh pemerintah jika tidak adanya dukungan dari masyarakat,
tentu tidak akan berjalan dengan baik.
Sebagai seorang ibu, saya pun sudah menjalankan 3M secara berkala. Dibantu dengan suami, kami saling bergantian dalam membersihkan tempat-tempat bersarangnya nyamuk. Biasanya, suami mendapat jatah untuk membersihhkan kamar mandi dan bak penampungan air. Saya sendiri, membersihkan kamar dari barang-barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk seperti baju-baju yang tergantung di balik pintu.
Sebagai seorang ibu, saya pun sudah menjalankan 3M secara berkala. Dibantu dengan suami, kami saling bergantian dalam membersihkan tempat-tempat bersarangnya nyamuk. Biasanya, suami mendapat jatah untuk membersihhkan kamar mandi dan bak penampungan air. Saya sendiri, membersihkan kamar dari barang-barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk seperti baju-baju yang tergantung di balik pintu.
Mari kita sama-sama
ciptakan lingkungan yang bebas nyamuk dengan menjadi Jumantik untuk keluarga
kita sendiri. Lakukan secara rutin 3M bersama dengan keluarga dengan cara yang
menyenangkan. Kita bisa berbagi tugas dengan pasangan dan anak-anak dalam
membersihkan rumah. Kita juga bisa sama-sama menanam tanaman pengusir nyamuk di
taman. Kalau rumah bebas nyamuk, maka keluarga pun akan bebas dari DBD.
tulisan ini adalah opini pribadi dan didukung oleh Sanofi Group Indonesia
aku 2x loh kena DBD padahal rumah rajin banget dibersihin, ealah aku malah kenanya di SEKOLAH T_T...
BalasHapusSepakat! DBD perlu peran kita semua supaya kasusnya makin sedikit.
BalasHapus