Dulu, saat mengurus anak
dari bayi, rasanya waktu itu ko berjalan lama sekali. Tapi begitu anak sudah batita
atau balita, tiba-tiba suka kaget, kok dia sudah cepat besar saja ya.
Batita dan balita memang
sering jadi patokan untuk usia anak. Maklum, di usia tersebut, anak biasanya
sudah menunjukkan kemampuannya yang pesat, mulai dari berjalan, berbicara,
hingga si Kecil bisa menunjukkan kemandiriannya.
Ibu-ibu pasti tahu dong,
batita adalah sebutan untuk anak berusia di bawah tiga tahun, sementara balita
adalah bawah lima tahun. Masa-masa 0-5 tahun ini merupakan masa kehidupan yang
penting dan dasar bagi kehidupan anak di masa mendatang.
Batita adalah masa dimana anak menjalani periode terpentingnya. Di usia ini anak mulai banyak mengeksplor sesuatu, belajar berbicara dan mengolah diksi, dan mulai mengekspresikan moodnya. Sedangkan Balita, mereka sudah bisa diajak berbincang dengan penguasaan bahasa yang sudah lebih baik. Mereka juga sudah lancar mengekspresikan keinginan dan perasaannya. Balita juga sudah bisa diajak bekerjasama misalnya saja seperti membantu pekerjaan rumah yang ringan. Ketika masuk usia TK (4-5 tahun) mereka akan banyak dilatih motorik kasarnya seperti menulis.
Istilah dari usia
tersebut adalah masa keemasan. Masa dimana anak sedang mengalami pertumbuhan
dan perkembangan secara pesat. Di masa ini, anak akan lebih mudah untuk
menyerap ilmu pengetahuan maupun informasi. Sehingga masa ini bisa kita pergunakan
untuk menciptakan pribadi anak yang baik dengan potensi dan bakat yang ia
miliki.
Untuk menggali usia emas anak,
berikut adalah tahapan stimulasi yang bisa kita lakukan:
1. Usia 0-4 bulan
Beri stimulasi dengan memeluk dan menimang penuh kasih sayang sambil
mengajaknya tersenyum, bicara dan mendengar musik. Sediakan mainan dengan warna
cerah yang bisa dilihat Si Kecil.
2. Usia 4-6 bulan
Mulailah ajak ia tengkurap. Gerakkan suatu benda ke kiri dan kanan di
penglihatannya. Perdengarkan bunyi-bunyian, beri mainan sesuai umurnya.
3. Usia 6-12 bulan
Ajari dia untuk duduk, memegang benda atau makanan bayi, berdiri dan
berjalan dengan berpegangan. Ajak ia bermain dan bicara sesering mungkin
seperti melatih mengucap panggilan orangtuanya.
4. Usia 1-2 tahun
Tuntun Si Kecil untuk berjalan di undakan, membereskan mainan, menulis di
kertas, menyebut bagian tubuhnya, bernyanyi, dan bacakan cerita anak.
5. Usia 2-3 tahun
Latih anak berpakaian sendiri, ajak ia unyuk melihat buku bergambar,
makan di piringnya sendiri, buang air besar dan kecil di tempatnya serta cuci
tangan.
6. Usia 3-5 tahun
Mintalah pada buah hati
untuk menceritakan apa yang ia lakukan dan dengarkan ketika ia berbicara. Ajari
pula ia untuk bicara pelan-pelan, serta awasi ketika ia mencoba hal baru.
Nah, dengan memberikan
stimulasi yang tepat di setiap tahap usianya, diharapkan potensi anak juga bisa
terasah dan tergali demi kecerdasan dan kesuksesan anak di masa mendatang. Yuk, kita ciptakan one step ahead kids, anak yang memiliki kemampuan
selangkah lebih maju. Dengan begitu, kita sebagai orangtua tentu akan bangga karena mereka menjadi anak-anak yang berprestasi.
Aku punya 1 batita & 1 balita, stimulasinya suka ketuker2 krn adek ga mau kalah sama kakaknya, dan si kakak kadang masih pingin kaya adeknya :D :D
BalasHapusAnakku sekarnag sudah menjadi gadis kecil heheh
BalasHapusKalo anakku belajar sambil bernyanyi supaya lebih mudah. Lama2 ibunya ini jadi penyanyi *lho
BalasHapusIlmu, makasih ya mpok...
BalasHapusCuma beda 1 huruf, ya... L dan T tetapi penanganannya harus beda
BalasHapusMakasih sharing tips dan pengalamannya :D jadi tahu kalau ngurus balita terasa lebih cepat ya dibanding ngurus batita :)
BalasHapus.ilmu baru ☺ ,,
BalasHapus