Sepertinya masih hangat ya perbincangan soal vaksin palsu yang menghebohkan itu. Sampai sekarang pun proses hukumnya masih terus berlanjut. Makin banyak yang diperiksa karena memang banyak yang terlibat, termasuk oknum dokter yang melancarkan distribusi vaksin hingga sampai di rumah sakit - rumah sakit.
Saya sendiri cukup prihatin akan kasus ini karena ngga sedikit anak teman- teman saya yang jadi korbannya. Mereka telah mengajukan keluhannya pada rumah sakit tempat anak mereka diimunisasi. Semoga ada pertanggungjawaban dari pihak rumah sakit, sehingga para orangtua yang anaknya jadi korban vaksin palsu mendapat ketenangan juga.
Membincangkan soal imunisasi ini ngga pernah lepas dari pro kontra. Orangtua yang berdiri di kubu 'Pro Imunisasi' jumlahnya ngga sedikit ko karena mereka menganggap imunisasi itu penting bagi anak. Namun, ada juga orangtua yang berdiri di kubu 'Kontra Imunisasi' yang artinya jelas menolak memberikan imunisasi pada anak-anaknya. Mereka punya alasan kenapa menolak imunisasi. Dan, saya ngga punya kapabilitas atau hak untuk menjudge para orangtua yang menolak imunisasi. Cukup mereka dan Allah saja yang tahu alasannya.
Pada postingan kali ini saya hanya ingin berbagi apa yang sudah saya dapatkan pada acara Temu Blogger bersama Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada 29 Juli 2016 di Hotel Park Lane, Kuningan Jakarta. Dalam acara yang mengambil tema 'Sehatkan Anak Indonesia dengan Imunisasi' melibatkan hampir 30 blogger, kami diberikan edukasi soal imunisasi. Menghadirkan narasumber yang memang kompeten di bidangnya. Sehingga, sayang kalau saya menyia-nyiakan kesempatan ini.
Imunisasi dan Vaksin Apa Bedanya?
Nah, kalau diajukan pertanyaan ini, gimana hayo jawabnya :) Apa bedanya imunisasi dan vaksin? Saat Prof. Dr. dr Sri Rejeki S Hadinegoro, Sp.A(K) yang menjadi narasumber mengajukan pertanyaa itu, hampir semua yang hadir diam. Diam karena memang ngga tahu apa perbedaanya :p Barulah saat Prof. Sri menjawab pertanyaanya sendiri, kami kompak ber-ooo :)
Prof. Dr. dr Sri Rejeki S Hadinegoro Sp.A(K) |
Vaksin adalah cairan atau bisa dibilang bendanya. Sedangkan imunisasi/vaksinasi adalah tindakan pemberian vaksinnya. Elahh.... begitu doang kebanyakan kita ngga bisa jawab, maaf ya Prof -__- . Menurut Prof. Sri, vaksin adalah investasi masa depan, masa depan bagi anak-anak kita. Vaksin itu ngga ada gunanya kalau ngga di vaksinasi. Tujuan dibuatnya vaksin adalah melindungi anak-anak dari penyakit. Tapi, bukan berarti ketika sudah divaksin, anak akan terbebas 100% dari penyakit. Ngga begitu juga.
Vaksinasi adalah upaya kesehatan yang mencakup tindakan preventif, kuratif dan rehabilitasi. Tujuannya adalah meminimalisir penyakit berat yang bisa berujung pada kematian. Namun, hingga kini masih ada orangtua (terutama yang ada di kubu Kontra Imunisasi) yang meragukan proses pembuatan vaksin itu sendiri. Menurut Prof. Sri, semua proses pembuatan vaksin yang ada di dunia ini pasti akan melalui ujian yang tidak mudah. Malah, beliau sendiri pernah membuat vaksin yang memakan waktu hingga 5 tahun. Itu hanya untuk satu jenis vaksin saja.
Para ibu mungkin hafal ya vaksin apa saja yang wajib diberikan pada anak. BCG, DPT, Polio, Campak, yang terbaru Pentavalen. Itu vaksin wajib yang harus diberikan pada anak menurut aturan pemerintah. Vaksin wajib tersebut adalah vaksin yang tidak bisa dipalsukan karena menurut Prof. Sri yang kini menjadi Anggota Satgas Imunisasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) vaksin-vaksin tersebut dibuat oleh Bio Farma dan memiliki kode rahasia.
Yuk, bicara soal manfaat. Ada yang pernah dengar obrolan seperti ini;
'Anak saya sehat-sehat aja ko walau ngga diimunisasi'
'Anak saya jarang sakit, imunnya bagus, padahal ngga pake imunisasi segala'
Soal anak yang ngga diimunisasi tapi punya daya tahan tubuh yang bagus, ya Alhamdulillah. Artinya si anak memang mendapatkan nutrisi yang baik sehingga imunnya pun bagus. Namun tidak semua anak seperti itu. Walau mendapat nutrisi yang baik, ada anak yang memiliki imun yang tidak terlalu baik. Maka, orangtua membawa anak-anaknya untuk mendapatkan imunisasi.
Vaksin memiliki manfaat untuk mencegah berbagai penyakit terutama penyakit-penyakit berat. Dengan vaksin, anak seperti diberi tambahan 'perlindungan' yang akan melindungi tubuh mereka. Soal anak yang diimunisasi tapi tetap sakit, tidak bisa juga disalahkan vaksinya. Vaksin itu mengurangi dampak atau efek dari penyakit. Seperti campak misalnya. Anak yang sudah imunisasi campak tapi tetap kena campak, bukan berarti vaksinnya tidak bekerja. Vaksin yang masuk ke dalam tubuh anak pasti bekerja. Setidaknya vaksin yang diberikan memberikan kontribusi dalam mengurangi efek dari campak.
Jadi, Pilih Imunisasi Atau Tidak?
Itu dikembalikan pada pilihan masing-masing orangtua ya. Prof. Sri mengatakan bahwa vaksin adalah hak anak yang harus diberikan orangtua pada anak. Dan juga sebagai salah satu bukti kalau kita sayang pada anak. Vaksin adalah investasi bagi mereka dalam menjalani masa depannya.
Kunci keberhasilan program Imunisasi adalah
- Memperhatikan mengenai masalah penyakit
- Memerhatikan risiko dan manfaat guna meningkatkan kesejahteraan anak di kemudian hari
- Memberikan vaksin yang efektif dan aman
- Menanggulangi jika timbul efek samping
- Memberikan pelayanan yang baik dan mudah terjangkau
- Memberikan edukasi yang berkesinambungan dan merata
- Diperlukan partnership antara akademisi, pemerintah dan swasta (nasional/internasional)
Jadi, keberhasilan program imunisasi yang digalakkan pemerintah memang bergantung pada peran serta masyarakat. Pemerintah peduli pada kesehatan rakyatnya dengan menyediakan apa yang dibutuhkan masyarakat dalam menunjang kesehatannya. Tinggal kita sebagai rakyat mau atau ngga menggunakannya. Program imunisasi dari pemerintah sendiri diberikan secara percuma alias gratis karena memang dibiayai oleh negara. Jadi, dengan anggaran yang tidak sedikit itu, baiknya kita berperan aktif untuk menyukseskannya.
Sekali lagi, saya hanya menyampaikan. Diterima atau tidak, saya kembalikan pada pribadi masing-masing ya. Jangan sampai ada yang baper gara-gara baca postingan saya terus saya di unfriend gara-gara saya nulis soal program pemerintah -___- Tapi, saya yakin sih, pembaca blog saya adalah orang-orang yang cerdas. Jadi, bisa mengembalikan semuanya pada pendapat pribadi dan yang memang diyakini.
Imho, ada beberapa vaksin tambahan yang katanya kandungannya nggak halal. Mungkin itu salah satu penyebab ada ortu yang anti vaksin. Kalau aku sih tetap aku berikan ke anak, tapi nggak semua aku kasih. Balik lagi sih ya ke orang tuanya menyikapi hal ini gimana
BalasHapusKemudian yang Kontra Vaksin bilang, "allhamdulillah anak saya ga divaksin. Kan jadi ga kena vaksin palsu."
BalasHapusNever ending...toleransi pada tiap orang tua masih kurang. Padahal mah anak ya anaknya yang ngelahirin, yang bikin kemrungsung mah orang lain :D
Emir aku imunisasi hehe. Ya karena kita masih berkeyakina kalo vaksin itu bagus untuk kekebalan penyakit :)
BalasHapus