Kalau ditanya apa keinginan saya yang belum tercapai, saya pasti akan jawab 'Bisa Menjahit'. Iya, menjahit itu jadi hal yang paling ingin saya kuasai sejak lama. Saking pengennya bisa jahit, saya sampai kepo-in biaya kursus jahit lewat brosur. Kebetulan dekat rumah mamah ada tempat kursus jahit yang rame banget. Biasanya kalo tempat kursusnya rame, artinya tempat kursus itu bagus. Ya ngga sih? :)
Lalu tiba-tiba gitu, Mba Astri lewat sebuah grup WA menawarkan workshop jahit. Seperti diaminkan semsesta gitu ya. Tanpa pikir panjang lagi saya langsung ikutan daftar. Dan, udah kebayang bisa bikin pola, potong bahan, lalu pegang mesin jahit dan jahit deh. Lalu jadi ngga sabar nunggu hari yang udah ditentukan.
Sebenernya sempat galau sama harinya. Malah tadinya sempat ngga bisa berangkat. Karena, hari itu juga saya harus urus paspor kakak-kakanya Una. Salah saya sih karena ngga mencatat jadwal kegiatan, setelah pilih tanggal baru sadar kalo bentrok. Akhirnya ngerayu suami buat ke kantor imigrasi. Tadinya dia pun ngga mau karena udah kebanyakan datang telat, tapi akhirnya mau juga karena ngga tega ngeliat saya melas gitu wkwkkkw. Jurusnya ampuh ternyata : )
Balik lagi ke workshop jahit ya. Jadi, tanggal 18 Agustus 2016 hari Kamis lalu, saya bersama 19 blogger lain ikutan workshop jahit. Acaranya sendiri diadakan di Museum Tekstil, Jakarta. Baru kali itu sih saya ke Museum Tekstil, jadi tahu deh ternyata di museum ini banyak koleksi kain yang dipakai perempuan-perempuan penting di Indonesia pada zaman dulu.
Workshop jahit yang diadakan oleh Kriya Indonesia ini disponsori oleh Brother. Udah tau kan Brother itu apa. Yuup, merk mesin jahit yang udah terkenal itu loh. Kalau di Indonesia, Brother memang lebih familiar dengan mesin jahitnya. Tapi, kalau di luar Indonesia, mesin printernya yang terkenal. Selain disponsori oleh Brother, ada Kartini Blue Bird dan Penerbit Puspa Swara juga yang ikut mensponsori.
Dalam workhsop ini saya dan teman-teman blogger diajarkan membuat cardigan. Cardigan yang dipilih pun modelnya simple dan ngga memerlukan banyak pola. Kami diberikan bahan dan peralatan menjahit. Senang banget saat terima peralatan jahit yang diberikan. Setidaknya bisa nyicil peralatan jahit.
Workshop diawali dengan welcome speech dari Deputi Gubernur bidang Pariwisata, Ibu Sylviana. Beliau mengapresiasi diadakannya workshop jahit ini karena bisa menambah kemampuan masyarakat. Dengan begitu, menjahit menjadi budaya yang bisa dilestarikan. Ibu Sylviana pun menyampaikan rasa senangnya karena workshop jahit ini diadakan di museum. Dengan begitu, akan meningkatkan semangat masyarakat untuk datang ke museum. Iya sih, kalau ngga ada workshop jahit ini, saya pun ngga tahu museum tekstil itu dimana.
Mba Astri menyampaikan bahwa sebenarnya menjahit itu adalah kemampuan yang bisa dilatih. Artinya, siapapun yang tidak punya basic menjahit tapi kalau mau belajar ya pasti bisa. Saya juga yakin sih, kalau kita banyak latihan pasti bisa lah bikin satu baju. Yang penting ada kemauan untuk belajar dan ngga pernah putus asa.
Tahap pertama dalam workshop ini, kami diajarkan untuk memotong bahan sesuai pola yang diberikan. Setelah sebelumnya kami diminta untuk merapikan lipatan bahan agar saat dipotong nanti ngga miring. Memotong bahan ini tinggal ikutin pola yang diletakkan diatas bahan. Tapi, memotongnya ngga boleh pas banget, jadi harus dilebihin kurang lebih 2cm. Fungsinya, untuk bagian yang harus dijahit nanti. Pola yang diberikan itu cuma 2 aja, bagian badan dan tali pengikatnya.
Setelah bahan dipotong sesuai pola, saatnya menyatukannya menggunakan mesin jahit. Karena mesin jahit yang disediakan hanya 10 saja jadilah kami antri untuk menggunakannya. Saat tiba giliran saya menggunakan mesin jahit, girangnya bukan kepalang. Sampai rada-rada norak gitu akhirnya bisa menjalankan mesin jahit. Seperti mimpi yang jadi kenyataan. Pokonya senang banget lah.
Saat menjahit, tiba-tiba benang yang ada di dalam sekoci saya habis. Karena ngga bisa gantinya akhirnya minta tolong mas Brother buat ganti. Eh, ternyata sekoci itu emang harus diisi sendiri ya. Jadi, sekoci yang kosong diisi kembali dengan benang gulungan. Kerennya, mengisi sekocinya pake mesin jahitnya dong, bukan manual. Tinggal letakkan sekoci kosong di bagian atas mesin jahit, lalu injak peda dan wussss.... sekocipun berputar dan benang pun terisi. Keren deh pokonya, saya aja sampai senyum-senyum sendiri :p
Mesin jahit yang kami pakai itu Brother dengan seri GS2700 yang memiliki banyak kelebihan, diantarnya adalah;
Walau ngga sempat menyelesaikan cardigan di workshop, setidaknya saya jadi tahu bagaimana menjahit itu. Memang tidak akan pernah bisa langsung jago. Karena butuh kesabaran, ketelitian, dan ngga boleh putus asa juga kalau gagal. Yang harus kita lakukan itu ya coba lagi sampai berhasil.
Diberi kesempatan untuk ikut workshop jahit ini merupakan kebahagiaan buat saya. Walau nyatanya saya ngga langsung mahir, setidaknya saya tahu bagaimana rasanya memotong bahan sesuai pola hingga menjahitnya. Pengalaman ini tentu jadi pengalaman yang menyenangkan bagi saya. Tinggal banyak-banyak latihan aja sih supaya lebih mahir hingga bisa membuat satu baju.
Lalu tiba-tiba gitu, Mba Astri lewat sebuah grup WA menawarkan workshop jahit. Seperti diaminkan semsesta gitu ya. Tanpa pikir panjang lagi saya langsung ikutan daftar. Dan, udah kebayang bisa bikin pola, potong bahan, lalu pegang mesin jahit dan jahit deh. Lalu jadi ngga sabar nunggu hari yang udah ditentukan.
Sebenernya sempat galau sama harinya. Malah tadinya sempat ngga bisa berangkat. Karena, hari itu juga saya harus urus paspor kakak-kakanya Una. Salah saya sih karena ngga mencatat jadwal kegiatan, setelah pilih tanggal baru sadar kalo bentrok. Akhirnya ngerayu suami buat ke kantor imigrasi. Tadinya dia pun ngga mau karena udah kebanyakan datang telat, tapi akhirnya mau juga karena ngga tega ngeliat saya melas gitu wkwkkkw. Jurusnya ampuh ternyata : )
Balik lagi ke workshop jahit ya. Jadi, tanggal 18 Agustus 2016 hari Kamis lalu, saya bersama 19 blogger lain ikutan workshop jahit. Acaranya sendiri diadakan di Museum Tekstil, Jakarta. Baru kali itu sih saya ke Museum Tekstil, jadi tahu deh ternyata di museum ini banyak koleksi kain yang dipakai perempuan-perempuan penting di Indonesia pada zaman dulu.
Workshop jahit yang diadakan oleh Kriya Indonesia ini disponsori oleh Brother. Udah tau kan Brother itu apa. Yuup, merk mesin jahit yang udah terkenal itu loh. Kalau di Indonesia, Brother memang lebih familiar dengan mesin jahitnya. Tapi, kalau di luar Indonesia, mesin printernya yang terkenal. Selain disponsori oleh Brother, ada Kartini Blue Bird dan Penerbit Puspa Swara juga yang ikut mensponsori.
Dalam workhsop ini saya dan teman-teman blogger diajarkan membuat cardigan. Cardigan yang dipilih pun modelnya simple dan ngga memerlukan banyak pola. Kami diberikan bahan dan peralatan menjahit. Senang banget saat terima peralatan jahit yang diberikan. Setidaknya bisa nyicil peralatan jahit.
Workshop diawali dengan welcome speech dari Deputi Gubernur bidang Pariwisata, Ibu Sylviana. Beliau mengapresiasi diadakannya workshop jahit ini karena bisa menambah kemampuan masyarakat. Dengan begitu, menjahit menjadi budaya yang bisa dilestarikan. Ibu Sylviana pun menyampaikan rasa senangnya karena workshop jahit ini diadakan di museum. Dengan begitu, akan meningkatkan semangat masyarakat untuk datang ke museum. Iya sih, kalau ngga ada workshop jahit ini, saya pun ngga tahu museum tekstil itu dimana.
Mba Astri (dress batik) saat memberikan buku kepada Ibu Sylviana (kebaya orange) |
Mba Astri menyampaikan bahwa sebenarnya menjahit itu adalah kemampuan yang bisa dilatih. Artinya, siapapun yang tidak punya basic menjahit tapi kalau mau belajar ya pasti bisa. Saya juga yakin sih, kalau kita banyak latihan pasti bisa lah bikin satu baju. Yang penting ada kemauan untuk belajar dan ngga pernah putus asa.
Tahap pertama dalam workshop ini, kami diajarkan untuk memotong bahan sesuai pola yang diberikan. Setelah sebelumnya kami diminta untuk merapikan lipatan bahan agar saat dipotong nanti ngga miring. Memotong bahan ini tinggal ikutin pola yang diletakkan diatas bahan. Tapi, memotongnya ngga boleh pas banget, jadi harus dilebihin kurang lebih 2cm. Fungsinya, untuk bagian yang harus dijahit nanti. Pola yang diberikan itu cuma 2 aja, bagian badan dan tali pengikatnya.
Setelah bahan dipotong sesuai pola, saatnya menyatukannya menggunakan mesin jahit. Karena mesin jahit yang disediakan hanya 10 saja jadilah kami antri untuk menggunakannya. Saat tiba giliran saya menggunakan mesin jahit, girangnya bukan kepalang. Sampai rada-rada norak gitu akhirnya bisa menjalankan mesin jahit. Seperti mimpi yang jadi kenyataan. Pokonya senang banget lah.
Saat menjahit, tiba-tiba benang yang ada di dalam sekoci saya habis. Karena ngga bisa gantinya akhirnya minta tolong mas Brother buat ganti. Eh, ternyata sekoci itu emang harus diisi sendiri ya. Jadi, sekoci yang kosong diisi kembali dengan benang gulungan. Kerennya, mengisi sekocinya pake mesin jahitnya dong, bukan manual. Tinggal letakkan sekoci kosong di bagian atas mesin jahit, lalu injak peda dan wussss.... sekocipun berputar dan benang pun terisi. Keren deh pokonya, saya aja sampai senyum-senyum sendiri :p
Mesin jahit yang kami pakai itu Brother dengan seri GS2700 yang memiliki banyak kelebihan, diantarnya adalah;
- Memiliki dimensi 450mm (panjang) x 200mm (lebar) x 380mm (tinggi)
- Daya listrik yang terpakai hanya 51 watt saja. Jadi, kalau mau jahit malam-malam dengan kondisi konsumsi listrik sedang banyak-banyaknya, dijamin bisa.
- Rangka terbuat dari metal yang kokoh
- Lebar jahitan maksimal 5mm dan panjang jahitan 4mm
- Memiliki variasi jahitan sebanyak 27 jenis. Kita tinggal memutar tombol sesuai jahitan yang kita inginkan.
- Terdapat lampu LED untuk membantu kita melihat jahitan
- Terdapat fitur lubang kancing
- Memiliki tombol pengatur lebar dan panjang jahitan
Mesin jahit Brother seri GS2700 ini sangat mudah dioperasikan loh sekalipun bagi mereka yang belum pernah menggunakan mesin jahit. Saya sudah merasakan sendiri bagaimana mesin jahit Brother ini membantu saya dalam workshop ini.
Karena waktu yang disediakan hanya sampai jam 15.00 akhirnya saya ngga bisa menyelesaikan cardigan saya, hiks. Baru separuh jadi dan tali pengikatnya pun belum kepasang. Padahal belum puas banget pakai mesin jahitnya Brother. Secara kan di rumah belum punya mesin jahit. Di rumah mamah sih ada mesin jahit, tapi mesin jahit jaman dulu yang dipakai kaya tukang jahit keliling itu loh.Hasil (setengah) Jadi Karena Bagian Bawah Belum Dijahit :p |
Walau ngga sempat menyelesaikan cardigan di workshop, setidaknya saya jadi tahu bagaimana menjahit itu. Memang tidak akan pernah bisa langsung jago. Karena butuh kesabaran, ketelitian, dan ngga boleh putus asa juga kalau gagal. Yang harus kita lakukan itu ya coba lagi sampai berhasil.
Diberi kesempatan untuk ikut workshop jahit ini merupakan kebahagiaan buat saya. Walau nyatanya saya ngga langsung mahir, setidaknya saya tahu bagaimana rasanya memotong bahan sesuai pola hingga menjahitnya. Pengalaman ini tentu jadi pengalaman yang menyenangkan bagi saya. Tinggal banyak-banyak latihan aja sih supaya lebih mahir hingga bisa membuat satu baju.
Seru amaaat workshopnya! Baru tau lho ada workshop jahit buat blogger :D Menjahit bisa dilatih ya, yang penting telaten.. Aku suka ga telaten jahit, tengah jalan udah keburu pengen selesai hehehe *ga sabaran
BalasHapusTemen sempet ngajak buat blajar jahit. Tapi ngga bakat sepertinya :D klo lihat ulasannya jadi pingin nyoba hihii
BalasHapusDi museum tekstil yaa mba, cuma pernah lewat,blum mampir...
Workshop nya seru ya pasti,ktmu 19 blogger lain
Ini salah satu cita2 aku juga, les menjahit.. huhuhu.. Dulu sempet bisa tapi udah lama ngga dipake jadi lupa & ngga punya mesin jait XD seru ya workshopnya, hasilnya juga kece! Semoga lain kali beruntung bisa ikutan :)
BalasHapusHana baru tahu ada workshop menjahit di museum tekstil.. Pengen ikutan juga :) makasih infonya :)
BalasHapusPengen banget bisa jahit dari dulu hehehe...mba itu cuman di Jakarta aza?kalau di Bandung ada ga y?pengen deh ikutan
BalasHapus