Tanggal 8-11 maret yang lalu, saya diundang oleh sebuah Travel Magazine Malaysia, namanya Gaya Travel. Bisa dibilang kalau majalah ini adalah majalah travel terfamous di Malaysia. Gaya Travel ini sering sekali mengadakan event dan famtrip. Ngga cuma melibatkan blogger dan influencer Malaysia, mereka juga mengundang blogger dari luar negara Malaysia seperti Indonesia, Philipina, dan beberapa negera lain.
Dan event yang saya hadiri kemarin adalah Rentak Selangor 2.0 dan sudah pernah diadakan sebelumnya. Ada 7 perwakilan dari Indonesia, 6 blogger dan 1 orang (semacam) jurnalis :p *peace buat yang ngerasa* Bersama dengan blogger, selebgram, influencer Malaysia, kami diajak mejelajah sebagian kecil daerah Selangor.
Kenal Dekat Dengan Selangor
Selangor merupakan negara bagian Malaysia. Kalau orang Malaysia menyebutnya dengan Negeri Selangor. Sistem pemerintahannya monarki dengan kepala pemerintahanya seorang sultan. Terletak di tengah-tengah semenanjung Malaysia dan mengelilingi Kuala Lumpur dan Putrajaya. Selangor memiliki jumlah penduduk terbanyak di Malaysia.
Selongor juga digadang-gadang sebagai Negeri tinggi dan terkaya di Malaysia. Fakta ini didapat berdasarkan produk domestik bruto (pdb) dan dinyatakan sebagai negeri maju pada 27 Agustus 2005.
Ibukota Selangor adalah Shah Alam dengan luas wilayahnya mencapai 7.965 km persegi. Sama dengan banyak wilayah di Malaysia lainnya, Selangor pun sangat rapih dan bersih. Masyarakatnya tertib dan selalu mentaati aturan. Contoh kecilnya aja, mereka selalu tertib di jalan raya. Ngga ada kejadian mobil nyalip, terobos lampu merah, ataupun motor jalan di trotoar.
Negeri Selangor dibagi menjadi 9 bagian yaitu Gombak, Hulu Langat, Hulu Selangor, Klang, Kuala Langat, Kuala Selangor, Petaling, Sabak Bernam, dan Sepang. Semua daerah memiliki dewan pengurus. Kalau di Indonesia mungkin semacam Walikota atau Bupati.
Ketika event Rentak Selangor, para peserta diajak mengenal beberapa wilayah di Selangor. Ya, cuma beberapa daerah aja karena ngga mungkin kan mengelilingi semua wilayah Selangor. Daerah yang kami kunjungi adalah Kuala Selangor, Bukit Malawati, destinasi wisata Sky Mirror Sasaran, Sabak Bernam, Kampong Hj Dorani, Subang Bistari, dan Shah Alam.
Day 1
Hari pertama, kami diajak ke sebuah bukit nan cantik. Walau matahari rasanya ada 2, tapi ngga mengurangi excited kami buat naik ke atas bukit. Alhamdulillah ada mobil yang mengantarkan kami ke atas. Kalau jalan ya gempor juga kaki.
Dalam perjalanan menelusuri bukit, mata kami dimanjakan oleh barisan pohon-pohon yang menjulang tinggi. Kaya lagi naik ke puncak gunung gitu deh. Udaranya pun sejuk karena oksigen masih bersih dan belum tercampur polusi.
Sepertinya ngga sampai 10 menit, kami tiba di sebuah bangunan yang berada di atas bukit. Ada sebuah menara berwarna putih yang menjulang. Saya rasa itu adalah menara pantau yang digunakan masyarakat untuk memantau aktivitas di laut. Iya, karena posisinya dekat dengan laut.
Kami semua masuk ke sebuah bangunan yang ternyata adalah Muzium Sejarah Daerah Kuala Selangor. Diajak masuk ke dalam museum yang feel zaman dulunya berasa banget. Ada banyak peninggalan sejarah Kuala Salangor yang bisa kita lihat dan pelajari. Bagi yang hobi wisata museum, pasti bakal menyenangkan melihat beragam benda pusaka dan membaca literatur terbentuknya suatu daerah. Tapi, bagi yang ngga suka ke museum ya wassalam. Pasti bakal membosankan. Saya? ya bisa dibilang termasuk yang suka dengan sejarah. Tapi ya ngga freak juga sih, sekadar suka dan tahu aja.
Ada benda-benda peninggalan sejarah yang masih tersimpan rapih. Ada Meriam tradisional lengkap dengan peluru yang terbuat dari batu. Ada juga senjata-senjata tradisional yang dulu digunakan rakyat Selangor ketika perang, seperti tombak panjang yang super tajam. Sepertinya, kunjungan dan apa saja yang saya lihat di dalam museum ini bakal saya tulis dalam postingan tersendiri aja deh. Karena bakalan panjang juga.
Puas menjelajah museum, kami pun beranjak untuk makan siang. Lapar sangat lah. Turun dari Bukit Malawati, kami melipir ke deretan toko yang berjajar rapih. Saat itu beneran lagi panas banget, saya sampai ngga kuat melek. Lupa bawa kacamata hitam, jadinya beberapa kali saya harus menutupi mata supaya ngga perih. Mau buka payung, gengsi juga. Nanti dikirannya manja -___-
Pilihan makan siang saya kali ini adalah kwetiau goreng pedas dan minuman wajib di Malaysia, Teh Tarik Dingin. Di tengah haus yang melanda, teh tarik adalah pilihan bijak. Kalau teman yang lain lebih memilih makan nasi dengan berbagai pilihan lauk. Tempat makan yang kami singgahi itu konsepnya prasmanan, jadi pelanggan yang datang ya ngambil makanan sendiri. Setelah itu, ada pelayan yang mendekat lalu mencatat makanan yang kita pilih dalam selembar kertas kecil. Lalu, memberikan kertas kecil itu pada kita.
Untuk sepiring kwetiau dan segelas teh tarik dingin, saya hanya membayar 7 ringgit saja. Murah, enak, dan kenyang. Setelah puas makan, kami shalat dzuhur di masjid terdekat. Saya lupa apa nama masjidnya, yang jelas lokasinya masih di area bukit malawati juga.
Kami melanjutkan perjalan. Tujuan selanjutnya adalah The Kabin, resort tempat kami menginap selama 2 hari nanti. Perjalanan dari Bukit Malawati ke The Kabin di daerah Jeram itu sekitar 2 jam. Menikmati perjalanan dalam kondisi kenyang, didukung oleh udara sejuk dari pendingin mobil, jadinya ngantuk deh. Dan hampir semua peserta tertidur. Termasuk saya :)
Tiba di The Kabin, rombongan peserta Rentak Selangor disuguhi alunan merdu Kompang dari adik-adik kecil. Kalau di Indonesia mah namanya Marawis atau Rebana. Permainan mereka ngga jauh beda kerennya sama yang ada di Indonesia. Ditempat tinggal saya pun, yang main marawis itu kebanyakan anak-anak kecil.
Ada Opening Ceremony dari Rentak Selangor - Beats of Selangor yang dibuka oleh UPEN (Unit Perancang Ekonomi Negeri) Selangor. Disambung dengan opening speech dari YB Amirudin Shari, Executive Concillor Pembangunan Generasi Muda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pembangunan Usahawan Selangor. .Ada sesi press conference bagi blogger dan media. Dan dari sinilah saya tahu kalau pihak pemerintah Selangor itu memang support sekali. Kegiatan mempopulerkan destinasi wisata Selangor adalah salah satu agenda kerja pemerintah Selangor. Asik ya, kalau pemeritah mendukung penuh semua kegiatan yang tujuannya buat mempromosikan daerah-daerah potensial. Kan yang untung juga daerah itu sendiri.
Acara dilanjutkan dengan menonton pertunjukan kesenian Gamelan dan Wayang Kulit. Dua kesenian ini ngga asing dong ya sama kita. Karena memang, kesenian ini ya dari Indonesia. Soal kesenian yang ditampilkan di Rentak Selangor, akan saya bahas pada postingan tersendiri ya.
Day 2
Agenda di hari kedua sangat padat. Dan mempersiapkan stamina adalah keharusan. Spot pertama yang kami kunjungi adalah tempat main air, yeayyy. Kami diajak ke destinasi wisata yang katanya sih baru dipopulerkan, Sky Mirror Escapade. Lokasinya berada di Sasaran, Kuala Selangor dan ngga begitu jauh dari The Kabin, tempat kami menginap.
Sky Mirror merupakan destinasi wisata baru tapi pengunjungnya udah banyak. Sebuah gundukan ((gundukan)) pasir pantai yang ada di tengah-tengah laut. Jadi, untuk bisa sampai di Sky Mirror, kita harus naik motor boat dulu.
Setelah kuota penumpang terpenuhi, motor boat pun berjalan cepat. Ada banyak burung-burung berterbangan yang membuat perjalanan kami jadi makin romantis. Pandangan kami lalu dimanjakan dengan para Bangau yang terbang rendah, lalu berpijak untuk cari makan. Ah.. semuanya benar-benar cantik.
Sekitar 20 menit di atas boat, akhirnya kami sampai juga di Sky Mirror. Kami semua turun dari boat dan kaki kami langsung berpijak pada pasir pantai. Tapi, pantai yang satu ini bukan seperti pantai pada umumnya yang berada di tepi laut. Sky Mirror adalah semacam pantai tapi letaknya ada di tengah laut. It's so amazing.
Sky Mirror hanya dibuka pada pagi hari saja. Kenapa? karena air sedang surut, jadi lokasinya terlihat. Kalau sore dan malam, lokasi ini bakal tertutup oleh air laut. Dan airnya tentu sangat tinggi sekali. Lah wong di tengah laut, bisa kebayang dong berapa dalamnya.
Puas bermain air, kami kembali melanjutkan perjalanan. Tujuan kami selanjutnya adalah makan siang di Warong Ibu. Ada yang khas dari kedai makan ini dan selalu jadi buruan para turis, baik lokal maupun internasional. Menu nasi ambeng adalah ciri khasnya. Saya dan teman-teman disuguhi Nasi Ambeng Kahwin dalam sebuah tampah yang bisa dinikmati oleh 2 orang. Satu tampah berisi nasi, ayam serundeng, mie, dan (semacam semur) tahu tempe. Dengan lauk yang banyak itu, saya dan liza (yang jadi teman makan saya) merasa begah. Tapi, Alhamdulillah nikmat.
Lepas makan, kami harus melanjutkan perjalanan kembali. Bus melaju menuju sebuah daerah bernama Sabak Bernam. Nantinya kami akan istirahat dan akan melihat sebuah pertunjukan kesenian.
Kami tiba di Homestay Kampung Hj Dorani setelah menempuh 1 jam perjalanan. Di tempat inilah kami akan rehat sejenak. Ada banyak rumah-rumah panggung yang dijadikan tempat menginap. Satu rumah bisa diisi sampai 10 orang. Tapi sebelum masuk rumah, kami berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan kuda kepang. Kalau di Indonesia, kita menyebutnya Kuda Lumping. Hanya teaser dan sedikit tarian yang ditampilakan. Karena, atraksi sebenarnya itu dilakukan pada malam hari.
Lelah sangat padahal dan maunya rebahan di kamar. Tapi karena agenda yang super padat, jadilah kami hanya bisa rebahan sebentar aja. Setelah early dinner, kami duduk beralaskan tikar. Pertunjukan kuda kepang yang lebih seru pun berlangsung. Dengan iringan gamelan yang sederhana, pertunjukkan pun dimulai. Saat musik pengiringnya mengalun, mulai deh agak-agak ngga enak. Aura mistisnya pelan-pelan mulai berasa.
Pertunjukannya berlangsung hingga pukul 12 malam. Ngga bisa bohong ya kalau saya dan teman-teman yang lain lelah sangat. Kami kembali ke The Kabin untuk istirahat sebelum menyambung agenda esok harinya.
Day 3
Hari ini adalah hari terakhir dari rangkaian acara Rentak Selangor. Kami check out dari The Kabin sekitar pukul 12 siang. Semua tas dan koper diangkut masuk ke dalam bus yang akan membawa kami ke destinasi selanjutnya.
Kegiatan kami di hari ketiga adalah lihat proses pembuatan Lion Hat atau kepalanya barongsai. Lokasi pembuatannya ada di daerah Subang Bistari yang gersang dan panas. Nama tempatnya adalah Wang Seng Heng (WSH) Dragon & lion Arts Workshop. Ada deretan toko-toko yang berjajar. Hari itu ngga banyak toko yang buka. Mungkin karena weekend, jadi toko-tokonya banyak yang libur.
Rombongan kami masuk ke dalam area produksi yang ngga begitu luas. Karena cuaca yang panas, ruangan produksi itu jadi makin pengap. Walau ada satu kipas angin yang tergantung, itu ngga cukup buat menghilangkan peluh kami yang bercucuran. Ada sesi tanya jawab dengan Master Shiouw, pemilik tempat pembuatan barongsai ini. Orangnya sangat ramah dan mau menjawab semua pertanyaan kami.
Puas melihat proses pembuatan, kami diajak untuk menyaksikan atraksi barongsai. Seru lihat kucing raksasa loncat-loncatan di atas tiang tinggi. Karena mereka udah terlatih, jadi ya lancar-lancar aja. Gemes lihat kucing itu ngga bisa diem. Apalagi pas kedip-kedip manja, jadi pengen peluk :)
Entah kenapa hari itu panas sekali. Apa mungkin karena daerahnya sangat gersang dan minim pepohonan, jadi panasnya itu kebangetan banget. Pertunjukan selesai, kami semua buru-buru masuk bus, ngadem. Dan tujuan kami selanjutnya adalah Concorde Hotel. Closing ceremony akan diadakan di hotel ini, yang berada ngga jauh dari blue masque, Shah Alam.
Setelah dapat kamar, kami semua istirahat. Setelah panas-panasan yang bikin kulit terbakar, ngadem di dalam kamar hotel dengan pendingin derajat rendah, adalah kenikmatan tiada tara :)
Closing ceremony dimulai pukul 8 malam dan kami harus pakai batik. Acara penutupannya pun dibuat sesantai mungkin. Kami semua chit chat dengan bahasa campur-campur. Kalau saya sih lebih sering pakai bahasa melayu aja. Kecuali kalau ngomong sama blogger Philipine yang ngga ngerti sama sekali bahasa Melayu. Disini kami jadi lebih dekat karena bisa ngobrol satu sama lain. Ada perwakilan dari tiap negara yang harus kasih terstimoni tentang acara Rentak Selangor. Indonesia diwakilin oleh mba Donna Imelda dan Rahmat Aulia dari Aceh.
Feel Selangor
Over all, semua rangkaian acara Rentak Selangor berjalan dengan sangat baik. Dan saya terlalu excited menjadi bagian dari acara ini. Saya punya feel sendiri dengan Malaysia, jadi ketika tahu ada event Rentak Selangor, saya pun berdoa supaya bisa ambil bagian. Alhamdulillah, terwujud.
Menjejaki tanah Selangor, membuat saya banyak belajar. Belajar budaya (tentunya), belajar menghormati tradisi, dan belajar mengikuti aturan dan norma yang berlaku. Destinasi wisatanya terjaga karena masyarakatnya pun memang menjaganya dengan baik. Kita pun bisa seperti itu, kalau mau. Indonesia punya ribuan keindahan yang ngga kalah cantiknya. Tapi apalah keindahan itu kalau ngga dijaga dengan baik. Feel Selangor, membuat saya sadar bahwa keindahan itu akan terus ada jika dijaga.
Kembali menjejaki tanah melayu, membuat saya kembali bersyukur. Ada banyak cerita tentangnya. Mimpi saya kini, bisa mejejaki semua sudut negeri Malaysia. Ada banyak mimpi yang ingin saya lakukan di dalamnya. Saya akan kembali berdoa. Karena, ngga ada yang ngga mungkin ketika Allah mengizinkan. Jadi, mari bermimpi lagi, chi :)
Kenal Dekat Dengan Selangor
Selangor merupakan negara bagian Malaysia. Kalau orang Malaysia menyebutnya dengan Negeri Selangor. Sistem pemerintahannya monarki dengan kepala pemerintahanya seorang sultan. Terletak di tengah-tengah semenanjung Malaysia dan mengelilingi Kuala Lumpur dan Putrajaya. Selangor memiliki jumlah penduduk terbanyak di Malaysia.
Selongor juga digadang-gadang sebagai Negeri tinggi dan terkaya di Malaysia. Fakta ini didapat berdasarkan produk domestik bruto (pdb) dan dinyatakan sebagai negeri maju pada 27 Agustus 2005.
Ibukota Selangor adalah Shah Alam dengan luas wilayahnya mencapai 7.965 km persegi. Sama dengan banyak wilayah di Malaysia lainnya, Selangor pun sangat rapih dan bersih. Masyarakatnya tertib dan selalu mentaati aturan. Contoh kecilnya aja, mereka selalu tertib di jalan raya. Ngga ada kejadian mobil nyalip, terobos lampu merah, ataupun motor jalan di trotoar.
Negeri Selangor dibagi menjadi 9 bagian yaitu Gombak, Hulu Langat, Hulu Selangor, Klang, Kuala Langat, Kuala Selangor, Petaling, Sabak Bernam, dan Sepang. Semua daerah memiliki dewan pengurus. Kalau di Indonesia mungkin semacam Walikota atau Bupati.
Ketika event Rentak Selangor, para peserta diajak mengenal beberapa wilayah di Selangor. Ya, cuma beberapa daerah aja karena ngga mungkin kan mengelilingi semua wilayah Selangor. Daerah yang kami kunjungi adalah Kuala Selangor, Bukit Malawati, destinasi wisata Sky Mirror Sasaran, Sabak Bernam, Kampong Hj Dorani, Subang Bistari, dan Shah Alam.
Day 1
Hari pertama, kami diajak ke sebuah bukit nan cantik. Walau matahari rasanya ada 2, tapi ngga mengurangi excited kami buat naik ke atas bukit. Alhamdulillah ada mobil yang mengantarkan kami ke atas. Kalau jalan ya gempor juga kaki.
Dalam perjalanan menelusuri bukit, mata kami dimanjakan oleh barisan pohon-pohon yang menjulang tinggi. Kaya lagi naik ke puncak gunung gitu deh. Udaranya pun sejuk karena oksigen masih bersih dan belum tercampur polusi.
Sepertinya ngga sampai 10 menit, kami tiba di sebuah bangunan yang berada di atas bukit. Ada sebuah menara berwarna putih yang menjulang. Saya rasa itu adalah menara pantau yang digunakan masyarakat untuk memantau aktivitas di laut. Iya, karena posisinya dekat dengan laut.
Kami semua masuk ke sebuah bangunan yang ternyata adalah Muzium Sejarah Daerah Kuala Selangor. Diajak masuk ke dalam museum yang feel zaman dulunya berasa banget. Ada banyak peninggalan sejarah Kuala Salangor yang bisa kita lihat dan pelajari. Bagi yang hobi wisata museum, pasti bakal menyenangkan melihat beragam benda pusaka dan membaca literatur terbentuknya suatu daerah. Tapi, bagi yang ngga suka ke museum ya wassalam. Pasti bakal membosankan. Saya? ya bisa dibilang termasuk yang suka dengan sejarah. Tapi ya ngga freak juga sih, sekadar suka dan tahu aja.
Ada benda-benda peninggalan sejarah yang masih tersimpan rapih. Ada Meriam tradisional lengkap dengan peluru yang terbuat dari batu. Ada juga senjata-senjata tradisional yang dulu digunakan rakyat Selangor ketika perang, seperti tombak panjang yang super tajam. Sepertinya, kunjungan dan apa saja yang saya lihat di dalam museum ini bakal saya tulis dalam postingan tersendiri aja deh. Karena bakalan panjang juga.
View Dari Atas Menara |
Pilihan makan siang saya kali ini adalah kwetiau goreng pedas dan minuman wajib di Malaysia, Teh Tarik Dingin. Di tengah haus yang melanda, teh tarik adalah pilihan bijak. Kalau teman yang lain lebih memilih makan nasi dengan berbagai pilihan lauk. Tempat makan yang kami singgahi itu konsepnya prasmanan, jadi pelanggan yang datang ya ngambil makanan sendiri. Setelah itu, ada pelayan yang mendekat lalu mencatat makanan yang kita pilih dalam selembar kertas kecil. Lalu, memberikan kertas kecil itu pada kita.
Untuk sepiring kwetiau dan segelas teh tarik dingin, saya hanya membayar 7 ringgit saja. Murah, enak, dan kenyang. Setelah puas makan, kami shalat dzuhur di masjid terdekat. Saya lupa apa nama masjidnya, yang jelas lokasinya masih di area bukit malawati juga.
Kami melanjutkan perjalan. Tujuan selanjutnya adalah The Kabin, resort tempat kami menginap selama 2 hari nanti. Perjalanan dari Bukit Malawati ke The Kabin di daerah Jeram itu sekitar 2 jam. Menikmati perjalanan dalam kondisi kenyang, didukung oleh udara sejuk dari pendingin mobil, jadinya ngantuk deh. Dan hampir semua peserta tertidur. Termasuk saya :)
Indonesian Squad :) |
Tiba di The Kabin, rombongan peserta Rentak Selangor disuguhi alunan merdu Kompang dari adik-adik kecil. Kalau di Indonesia mah namanya Marawis atau Rebana. Permainan mereka ngga jauh beda kerennya sama yang ada di Indonesia. Ditempat tinggal saya pun, yang main marawis itu kebanyakan anak-anak kecil.
Ada Opening Ceremony dari Rentak Selangor - Beats of Selangor yang dibuka oleh UPEN (Unit Perancang Ekonomi Negeri) Selangor. Disambung dengan opening speech dari YB Amirudin Shari, Executive Concillor Pembangunan Generasi Muda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pembangunan Usahawan Selangor. .Ada sesi press conference bagi blogger dan media. Dan dari sinilah saya tahu kalau pihak pemerintah Selangor itu memang support sekali. Kegiatan mempopulerkan destinasi wisata Selangor adalah salah satu agenda kerja pemerintah Selangor. Asik ya, kalau pemeritah mendukung penuh semua kegiatan yang tujuannya buat mempromosikan daerah-daerah potensial. Kan yang untung juga daerah itu sendiri.
Acara dilanjutkan dengan menonton pertunjukan kesenian Gamelan dan Wayang Kulit. Dua kesenian ini ngga asing dong ya sama kita. Karena memang, kesenian ini ya dari Indonesia. Soal kesenian yang ditampilkan di Rentak Selangor, akan saya bahas pada postingan tersendiri ya.
Day 2
Agenda di hari kedua sangat padat. Dan mempersiapkan stamina adalah keharusan. Spot pertama yang kami kunjungi adalah tempat main air, yeayyy. Kami diajak ke destinasi wisata yang katanya sih baru dipopulerkan, Sky Mirror Escapade. Lokasinya berada di Sasaran, Kuala Selangor dan ngga begitu jauh dari The Kabin, tempat kami menginap.
Sky Mirror merupakan destinasi wisata baru tapi pengunjungnya udah banyak. Sebuah gundukan ((gundukan)) pasir pantai yang ada di tengah-tengah laut. Jadi, untuk bisa sampai di Sky Mirror, kita harus naik motor boat dulu.
Setelah kuota penumpang terpenuhi, motor boat pun berjalan cepat. Ada banyak burung-burung berterbangan yang membuat perjalanan kami jadi makin romantis. Pandangan kami lalu dimanjakan dengan para Bangau yang terbang rendah, lalu berpijak untuk cari makan. Ah.. semuanya benar-benar cantik.
Sekitar 20 menit di atas boat, akhirnya kami sampai juga di Sky Mirror. Kami semua turun dari boat dan kaki kami langsung berpijak pada pasir pantai. Tapi, pantai yang satu ini bukan seperti pantai pada umumnya yang berada di tepi laut. Sky Mirror adalah semacam pantai tapi letaknya ada di tengah laut. It's so amazing.
Sky Mirror hanya dibuka pada pagi hari saja. Kenapa? karena air sedang surut, jadi lokasinya terlihat. Kalau sore dan malam, lokasi ini bakal tertutup oleh air laut. Dan airnya tentu sangat tinggi sekali. Lah wong di tengah laut, bisa kebayang dong berapa dalamnya.
Look at The Reflection :) |
Puas bermain air, kami kembali melanjutkan perjalanan. Tujuan kami selanjutnya adalah makan siang di Warong Ibu. Ada yang khas dari kedai makan ini dan selalu jadi buruan para turis, baik lokal maupun internasional. Menu nasi ambeng adalah ciri khasnya. Saya dan teman-teman disuguhi Nasi Ambeng Kahwin dalam sebuah tampah yang bisa dinikmati oleh 2 orang. Satu tampah berisi nasi, ayam serundeng, mie, dan (semacam semur) tahu tempe. Dengan lauk yang banyak itu, saya dan liza (yang jadi teman makan saya) merasa begah. Tapi, Alhamdulillah nikmat.
Nasi Ambeng Kahwin (photo by liza) |
Lepas makan, kami harus melanjutkan perjalanan kembali. Bus melaju menuju sebuah daerah bernama Sabak Bernam. Nantinya kami akan istirahat dan akan melihat sebuah pertunjukan kesenian.
Kami tiba di Homestay Kampung Hj Dorani setelah menempuh 1 jam perjalanan. Di tempat inilah kami akan rehat sejenak. Ada banyak rumah-rumah panggung yang dijadikan tempat menginap. Satu rumah bisa diisi sampai 10 orang. Tapi sebelum masuk rumah, kami berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan kuda kepang. Kalau di Indonesia, kita menyebutnya Kuda Lumping. Hanya teaser dan sedikit tarian yang ditampilakan. Karena, atraksi sebenarnya itu dilakukan pada malam hari.
Lelah sangat padahal dan maunya rebahan di kamar. Tapi karena agenda yang super padat, jadilah kami hanya bisa rebahan sebentar aja. Setelah early dinner, kami duduk beralaskan tikar. Pertunjukan kuda kepang yang lebih seru pun berlangsung. Dengan iringan gamelan yang sederhana, pertunjukkan pun dimulai. Saat musik pengiringnya mengalun, mulai deh agak-agak ngga enak. Aura mistisnya pelan-pelan mulai berasa.
Ritual Sebelum Atraksi |
Pertunjukannya berlangsung hingga pukul 12 malam. Ngga bisa bohong ya kalau saya dan teman-teman yang lain lelah sangat. Kami kembali ke The Kabin untuk istirahat sebelum menyambung agenda esok harinya.
Day 3
Hari ini adalah hari terakhir dari rangkaian acara Rentak Selangor. Kami check out dari The Kabin sekitar pukul 12 siang. Semua tas dan koper diangkut masuk ke dalam bus yang akan membawa kami ke destinasi selanjutnya.
Kegiatan kami di hari ketiga adalah lihat proses pembuatan Lion Hat atau kepalanya barongsai. Lokasi pembuatannya ada di daerah Subang Bistari yang gersang dan panas. Nama tempatnya adalah Wang Seng Heng (WSH) Dragon & lion Arts Workshop. Ada deretan toko-toko yang berjajar. Hari itu ngga banyak toko yang buka. Mungkin karena weekend, jadi toko-tokonya banyak yang libur.
Rombongan kami masuk ke dalam area produksi yang ngga begitu luas. Karena cuaca yang panas, ruangan produksi itu jadi makin pengap. Walau ada satu kipas angin yang tergantung, itu ngga cukup buat menghilangkan peluh kami yang bercucuran. Ada sesi tanya jawab dengan Master Shiouw, pemilik tempat pembuatan barongsai ini. Orangnya sangat ramah dan mau menjawab semua pertanyaan kami.
Master Shiow |
Entah kenapa hari itu panas sekali. Apa mungkin karena daerahnya sangat gersang dan minim pepohonan, jadi panasnya itu kebangetan banget. Pertunjukan selesai, kami semua buru-buru masuk bus, ngadem. Dan tujuan kami selanjutnya adalah Concorde Hotel. Closing ceremony akan diadakan di hotel ini, yang berada ngga jauh dari blue masque, Shah Alam.
Setelah dapat kamar, kami semua istirahat. Setelah panas-panasan yang bikin kulit terbakar, ngadem di dalam kamar hotel dengan pendingin derajat rendah, adalah kenikmatan tiada tara :)
Closing ceremony dimulai pukul 8 malam dan kami harus pakai batik. Acara penutupannya pun dibuat sesantai mungkin. Kami semua chit chat dengan bahasa campur-campur. Kalau saya sih lebih sering pakai bahasa melayu aja. Kecuali kalau ngomong sama blogger Philipine yang ngga ngerti sama sekali bahasa Melayu. Disini kami jadi lebih dekat karena bisa ngobrol satu sama lain. Ada perwakilan dari tiap negara yang harus kasih terstimoni tentang acara Rentak Selangor. Indonesia diwakilin oleh mba Donna Imelda dan Rahmat Aulia dari Aceh.
Feel Selangor
Over all, semua rangkaian acara Rentak Selangor berjalan dengan sangat baik. Dan saya terlalu excited menjadi bagian dari acara ini. Saya punya feel sendiri dengan Malaysia, jadi ketika tahu ada event Rentak Selangor, saya pun berdoa supaya bisa ambil bagian. Alhamdulillah, terwujud.
Menjejaki tanah Selangor, membuat saya banyak belajar. Belajar budaya (tentunya), belajar menghormati tradisi, dan belajar mengikuti aturan dan norma yang berlaku. Destinasi wisatanya terjaga karena masyarakatnya pun memang menjaganya dengan baik. Kita pun bisa seperti itu, kalau mau. Indonesia punya ribuan keindahan yang ngga kalah cantiknya. Tapi apalah keindahan itu kalau ngga dijaga dengan baik. Feel Selangor, membuat saya sadar bahwa keindahan itu akan terus ada jika dijaga.
Kembali menjejaki tanah melayu, membuat saya kembali bersyukur. Ada banyak cerita tentangnya. Mimpi saya kini, bisa mejejaki semua sudut negeri Malaysia. Ada banyak mimpi yang ingin saya lakukan di dalamnya. Saya akan kembali berdoa. Karena, ngga ada yang ngga mungkin ketika Allah mengizinkan. Jadi, mari bermimpi lagi, chi :)
Thanks For Awesome Rentak Selangor :) |
Wah senang sekali berkesempatan ke negeri tetangga Chi, moga ketularan suatu ketika...Ganbate!
BalasHapusAamiin... :)
HapusWow bareng Do_Im alias Mbak Donna Imelda, Subhanallah isyy keyyen
BalasHapusAlhamdulillah bunda :)
HapusMangtab mba chi, dapat kesempatan emas bawa nama blogger Indonesia ke event Internasional. Moga ketularan..
BalasHapusAamiin... Next time kamu yang berangkat yaa :)
Hapusjadi pengen ke selangor... malaysia itu unik.. mirip sama kita tapi nggak miripjuga.. halahhhh.. what the kamsud... mimpi juga ahhhhh
BalasHapusKamu kan tiap tahun pasti ke Sepang pan, mlipir dikit lah main-main ke Selangor :)
HapusSepang itu dah masuk Selangor, tak jauh dari sirkuit Sepang ada kampung Jawa juga.
Hapusmantap . next selanggor saya coba daftar ah
BalasHapusGood luck yaa :)
Hapuswah bagus posnya
BalasHapuskeren ni review nya. seperti nya saya harus kesana juga
BalasHapus