5 Kesalahan Pola Asuh Gizi Anak Yang Perlu Ibu Ketahui. Jadi ibu itu belajarnya seumur hidup. Nambah anak, pelajarannya bukan jadi dikit tapi malah makin banyak. Jam belajarnya 24 jam dalam sehari. Tiap hari ujian dengan tingkat kesulitan yang beda-beda. Walau sering ujian, tapi ngga pernah dapat raport apalagi ijazah. Ibu itu instansi tanpa tanda jasa. Tempat orang-orang hebat dilahirkan.
Kalau ngomongin betapa hebatnya seorang ibu, rasanya waktu sehari ngga akan pernah cukup. Ngga perlu diragukan lagi betapa seorang ibu itu bisa membuat anak-anaknya menjadi hebat. Dari ibulah, generasi bangsa kita jadi baik dan bisa diandalkan.
Proses belajar jadi seorang ibu yang sebenarnya dimulai ketika anak pertama lahir. Walau belajar ilmu parenting dari sebelum punya anak, bahkan sebelum menikah, tapi proses belajar yang sebenarnya akan terjadi, ketika anak yang mendiami perut kita selama 9 bulan lahir.
Mulai dari anak pertama, hingga anak ketiga ini saya ngga pernah berhenti buat belajar. Ada aja ujiannya yang bikin saya harus banyak ngelus dada dan sabar. Apalagi jarak usia ketiganya ngga jauh beda. Jadi memang saya harus banyak mengerti.
Belum lagi harus berhadapan dengan interfensi dari keluarga. Yang ngga boleh inilah, itulah. Banyak mitos jaman dulu yang katanya harus dilakukan, kalau ngga nanti bisa beginilah dan begitulah. Kadang saya pusing sendiri dan ujung-ujungnya stress.
Termasuk dalam hal pola asuh gizi anak-anak saya. Anak pertama sempat jadi 'korban' nya karena saat itu saya masih tinggal sama mamah. Jadi, pengurusan anak saya banyak diambil alih sama mamah. Ada beberapa hal yang skip saya perhatikan, yang ternyata adalah kesalahan dalam pola asuh gizinya.
Karena ngga mau mengulangi kesalahan, anak kedua dan ketiga 100% berada dalam pengasuhan saya. Walau saya harus mengorbankan karir saya, tapi demi anak apapun ya harus saya lakukan.
Sampai sekarang, saya masih terus belajar bagaimana menghadapi anak-anak termasuk soal gizi mereka, bagaimana menjadi ibu yang menyenangkan, dan bagaimana memahami anak-anak yang makin lama makin dewasa
Makanya, ketika ada kesempatan untuk belajar saya ngga akan menyia-nyiakan kesempatan. Seperti talkshow yang membahas soal '5 Kesalahan Pola Asuh Gizi Pada Anak' yang diadakan oleh Halodoc dan MomBlogger Community. Walau harus menempuh perjalaanan sekitar 2 jam, tapi terbayar dengan ilmu yang saya dapatkan.
Dr. Herlina, Sp.A hadir sebagai narasumber. Dokter anak yang praktek di RS Ciputra Citra, Garden Jakarta Barat ini mengatakan, banyak sekali kesalahan pola asuh gizi yang dilakukan orangtua pada anaknya. Kadang, kita sebagai orangtua suka ngga tegaan sama anak, sehingga memberikan apa aja yang anak minta.
Menurut dr. Herlina, kesalahan pola asuh gizi ini bisa berakibat buruk pada tumbuh kembangnya dan juga kesehatannya. Mungkin sekarang belum terlihat, tapi beberapa tahun berikutnya, bukan ngga mungkin dampak itu bakal terlihat.
Ada 5 kesalahan pola asuh gizi yang dipaparkan oleh dokter cantik, yang juga jadi tim medis Halodoc ini adalah sebagai berikut :
1. Memaksa Anak Untuk Makan
Dokter dan ahli gizi sepakat kalau bayi baru bisa diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) ketika usia 6 bulan. Kenapa? karena pada usia 6 bulan, saluran cerna bayi sudah mulai berkembang. Kebutuhan akan makananya pun makin besar yang tidak cukup hanya dari ASI.
Kesalahan ini yang dialami anak pertama saya. Karena pengasuhannya ada di mamah, jadi anak saya diberikan makan ketika usianya 4 bulan. Bahkan sebelum itu sudah mulai diberikan pisang :(
Bayi yang belum mencapai usia 6 bulan, pencernaanya belum sempurna. Jadi jika diberikan MPASI justru akan menimbulkan reaksi atau gangguan pencernaan, seperti konstipasi. Masalah-masalah pencernaan lain bukan ngga mungkin akan dialami anak ketika ia dipaksa makan padahal belum waktunya.
3. Makanan Tidak Sesuai Usia
Belum lagi harus berhadapan dengan interfensi dari keluarga. Yang ngga boleh inilah, itulah. Banyak mitos jaman dulu yang katanya harus dilakukan, kalau ngga nanti bisa beginilah dan begitulah. Kadang saya pusing sendiri dan ujung-ujungnya stress.
Ibu, pola asuh gizi anak yang salah itu bisa mengganggu tumbuh kembangnya loh
Termasuk dalam hal pola asuh gizi anak-anak saya. Anak pertama sempat jadi 'korban' nya karena saat itu saya masih tinggal sama mamah. Jadi, pengurusan anak saya banyak diambil alih sama mamah. Ada beberapa hal yang skip saya perhatikan, yang ternyata adalah kesalahan dalam pola asuh gizinya.
Karena ngga mau mengulangi kesalahan, anak kedua dan ketiga 100% berada dalam pengasuhan saya. Walau saya harus mengorbankan karir saya, tapi demi anak apapun ya harus saya lakukan.
Sampai sekarang, saya masih terus belajar bagaimana menghadapi anak-anak termasuk soal gizi mereka, bagaimana menjadi ibu yang menyenangkan, dan bagaimana memahami anak-anak yang makin lama makin dewasa
Makanya, ketika ada kesempatan untuk belajar saya ngga akan menyia-nyiakan kesempatan. Seperti talkshow yang membahas soal '5 Kesalahan Pola Asuh Gizi Pada Anak' yang diadakan oleh Halodoc dan MomBlogger Community. Walau harus menempuh perjalaanan sekitar 2 jam, tapi terbayar dengan ilmu yang saya dapatkan.
Dr. Herlina, Sp.A hadir sebagai narasumber. Dokter anak yang praktek di RS Ciputra Citra, Garden Jakarta Barat ini mengatakan, banyak sekali kesalahan pola asuh gizi yang dilakukan orangtua pada anaknya. Kadang, kita sebagai orangtua suka ngga tegaan sama anak, sehingga memberikan apa aja yang anak minta.
Menurut dr. Herlina, kesalahan pola asuh gizi ini bisa berakibat buruk pada tumbuh kembangnya dan juga kesehatannya. Mungkin sekarang belum terlihat, tapi beberapa tahun berikutnya, bukan ngga mungkin dampak itu bakal terlihat.
Ada 5 kesalahan pola asuh gizi yang dipaparkan oleh dokter cantik, yang juga jadi tim medis Halodoc ini adalah sebagai berikut :
1. Memaksa Anak Untuk Makan
Dr. Herilina mengatakan kalau orangtua ngga boleh memaksa anaknya untuk makan. Namun, bukan berarti dibiarkan aja ngga makan. Buat anak merasakan kalau makan adalah kegiatan yang menyenangkan, bukan paksaan. Anak yang selalu dipaksa untuk makan, apalagi sampai dimarahi, bisa menjadikan si anak trauma.
Biarkan sejenak ketika anak menolak untuk makan. Tawarkan dan berikan kembali setelah beberapa waktu. Biasakan untuk ngga mengubah jam makan anak. Jika jam makan sudah selesai, segera singkirkan makanan. Berikan makanan lagi ketika jam makan berikutnya tiba.
Satu hal yang penting untuk diingat, jangan berikan makanan manis atau cemilan saat mendekati waktu makan. Karena, memberikan makanan manis akan membuat anak kenyang dan bisa menghilangkan nafsu makannya.
2. MPASI Sebelum 6 Bulan
Dokter dan ahli gizi sepakat kalau bayi baru bisa diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) ketika usia 6 bulan. Kenapa? karena pada usia 6 bulan, saluran cerna bayi sudah mulai berkembang. Kebutuhan akan makananya pun makin besar yang tidak cukup hanya dari ASI.
Kesalahan ini yang dialami anak pertama saya. Karena pengasuhannya ada di mamah, jadi anak saya diberikan makan ketika usianya 4 bulan. Bahkan sebelum itu sudah mulai diberikan pisang :(
Bayi yang belum mencapai usia 6 bulan, pencernaanya belum sempurna. Jadi jika diberikan MPASI justru akan menimbulkan reaksi atau gangguan pencernaan, seperti konstipasi. Masalah-masalah pencernaan lain bukan ngga mungkin akan dialami anak ketika ia dipaksa makan padahal belum waktunya.
3. Makanan Tidak Sesuai Usia
Makanan atau cemilan dewasa itu belum tentu cocok buat anak. Kalau kita perhatikan dalam kemasan cemilan, biasanya ada petunjuk mulai usia berapa aja cemilan itu boleh diberikan. Kita bisa pakai patokan itu, agar tidak salah memberikan.
Dr. Herlina mengatakan, walau cemilan itu berupa buah atau jus, tetap saja harus porsinya. Pemberian jus pada balita yang disarankan adalah setengah gelas saja dalam sehari. Jika melebihi porsi yang disarankan, malah akan membuat anak merasa ngga lapar pada waktu makan.
Cemilan dengan nutrisi seimbang yang disarankan adalah buah, sayur, protein, gandum, atau produk susu. Ibu bisa memberikan buah atau sayur dengan model finger food, dimana anak bisa dengan mudah memegang makanannya sendiri. Finger food juga ukurannya kecil jadi ngga membuat anak tersedak.
4. Pemakaian Dot Terlalu Lama
Penggunaan dot atau empeng biasanya untuk membuat anak lebih anteng. Anak yang minum susu menggunakan botol susu, biasanya akan merasa dot itu sama dengan botol susu. Apalagi jika anak sudah merasa nyaman dengan dot. Agak rewel sedikit aja, orangtua pasti akan buru-buru memberikan dot.
Padahal, penggunaan dot yang terlalu lam itu ngga bagus. Karena akan berpengaruh pada pembentukan struktur rahang dan gigi si kecil. Kebiasaan minum susu dari botol susu sebenarnya juga sangat ngga disarankan. Karena itu bisa mengakibatkan rahang atas yang teralu maju atau justru rahang bawah yang mundur.
Kurangi penggunaan dot atau memberikan susu dengan botol susu setelah usia anak lebih dari 6 bulan. Ibu bisa gunakan gelas minum khusus bayi jika ingin memberikan susu.
5. Memberikan Terlalu Banyak Makanan Manis
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) kebutuhan gula harian untuk anak itu ngga melebihi 10% dari total energi yang dikonsumsi. Tujuannya, untuk menghindari kelebihan energi dalam tubuh anak.
Untuk anak usia 1-3 tahun, 10% sama dengan 4-5 sendok teh gula. Sedangkan untuk anak usia 4-5 tahun, 10% sama dengan 5-8 sendok gula. Konsumsi gula yang berlebihan akan berdampak buruk pada kesehatannya. Anak lebih berisiko mengalami obesitas, gigi rusak, dan hilang nafsu makan.
Asupan makanan, minuman, atau cemilan manis yang berlebihan bisa mengurangi kualitas pola makan pada anak. Jika itu terus terjadi, maka kecenderungan pada makanan manis akan berlanjut hingga mereka dewasa. Tentu hal itu sangat tidak baik bagi kesehatan.
Pola asuh gizi yang baik pada anak, akan membuat tumbuh kembang anak menjadi baik
Setelah tahu 5 kesalahan pola asuh gizi anak yang mungkin khilaf kita lakukan, semoga itu bisa mengubah kebiasaaan yaa. Yang tadinya sering kasih cemilan manis ke anak, ya dikurangi. Apalagi kalau diberikannya sebelum waktu makan, jangan ya bu. Karena cemilan itu loh yang bikin anak susah makan. Mereka udah kenyang duluan sama cemilan, manis pula tuh.
Soal mitos ini itu yang masih dijalani orangtua dulu, kita ngga seharusnya langsung percaya. Karena, pola asuh gizi orangtua kita belum tentu cocok jika diterapkan pada anak-anak kita.
Jika diantara buibu ada yang masih bingung tentang pengasuhan gizi anak, jangan segan untuk menghubungi dokter yaa. Dengan asupan gizi yang benar, itu akan membuat anak kita tumbuh sesuai dengan tahapan usianya. Anak-anak bisa tumbuh sehat tanpa gangguan yang berarti.
Cari informasi pola asuh gizi lewat Halodoc
Kabar baik bagi kita, para ibu di era digital. Mau tahu apapun tinggal gunakan perangkat smartphone yang kita miliki. Kemudahan ada di depan mata, tinggal kita mau menggunakannya atau ngga.
Jika ibu mau tau soal pola asuh gizi anak yang baik dan benar, tapi ngga punya banyak waktu buat ngantri di rumah sakit, pakai Halodoc aja.
Blessy, Manager Offline Marketing Halodoc yang hadir di acara talkshow '5 Kesalahan Pola Asuh Gizi Pada Anak', mengatakan kalau sat ini banyak informasi soal kesehatan anak yang belum jelas kebenarannya. Buat newbie mother, informasi yang salah itu mungkin akan diserap mentah-mentah dan pada akhirnya berefek tidak baik pada bayinya.
Sekarang, informasi soal kesehatan anak bisa kita dapatkan dengan mudah lewat Halodoc. Informasi yang disampaikan dijamin akurat karena disampaikan oleh dokter yang berpengalamana di bidangnya. Dengan Halodoc, fitur 'Hubungi Dokter' memungkinkan kita untuk bisa ngobrol langsung dengan dokter melalu voice atau video call.
Halodoc memiliki dokter spesialis anak yang selalu siap menjawab pertanyaan buibu soal pengasuhan gizi anak. Jadi, kita ngga perlu 'itung kancing' soal makanan yang boleh dan ngga boleh diberikan pada anak. Selain dokter anak, Halodoc juga punya tim medis lain seperti dokter umum, internis, hingga spesalias mata yang online 24 jam.
Di samping punya fitur 'Hubungi Dokter' kita juga bisa menikmati fitur Halodoc yang lain seperti; Apotik Antar (Pharmacy Delivery) yang memungkinkan kita untuk beli obat dan kebutuhan medis lainnya tanpa ribet. Kita tinggal tunggu di rumah aja, karena pesanan kita akan diantarkan ke tujuan kita. Di dalam fitur Apotik Antar, ada Official Store Halodoc yang memberikan diskon up to 50% untuk obat dan vitamin, dijamin termurah se-Indonesia.
Pesanan yang kita lakukan di Apotik Antar akan diantarkan dalam waktu satu jam, gratis ongkir pula. Asik banget yaa. Biasanya buibu bakal excited nih kalau tahu yang gratis-gratis gini.
Ada juga fitur Labs yang bekerja sama dengan Prodia. Kita bisa melakukan pengecekan kesehatan atau medical check-up. Fitur ini juga memungkinkan petugas lab (phlebotomist) untuk datang ke rumah atau kantor buat melakukan pengecekan kesehatan seperti; cek darah atau urine. Fitur Labs sementara ini baru bisa digunakan oleh user di sekitar Jakarta Pusat dan Selatan.
Hadirnya Halodoc tentu makin memudahkan kita ketika perlu konsultasi dengan dokter. Kalau pas ngga ada waktu banyak atau ngga sempat ke rumah sakit, konsultasi lewat Halodoc tentu bakal bantu banget yaa.
Di ulang tahun Halodoc yang kedua ini, Halodoc mengajak ibu untuk lebih aware pada pengasuhan gizi anak. Lewat kampanye #KataDokterHalodoc yang lagi dijalankan, Halodoc berpesan kalau #SehatLebihMudah saat kita bisa dapat akses layanan kesehatan yang cepat.
Belum punya aplikasi Halodoc? Unduh gratis di playstore buibu yaa. Atau bisa kunjungi websitenya Halodoc untuk tahu lebih banyak informasi seputar kesehatan keluarga.
Instagram : @halodoc
Wah iya kesalahan ini aku alami hiks, anak jadi milih makananan ya. Semoga makin nambah ilmu gizi anak terpenuhi
BalasHapusnah, repot yaa kalau udah picky eater gitu. Masa mau makannya itu-itu aja. Padahal banyak jenis makanan yan gperlu dikonsumsi anak
Hapus