'kalau ngga kredit, ngga akan punya barang'
Pernah ngga sih dengar kalimat kaya gitu? Kalimat itu sering banget saya dengar. Kadang kalau dipikir, memiliki barang dengan cara kredit atau dicicil, bisa jadi cara yang memudahkan. Apalagi kalau barangnya sedang dibutuhkan, sedangkan kita ngga punya cukup dana buat beli cash. Ngga ada salahnya buat beli secara kredit.
Iya sih, ada sebagaian orang yang enggan kredit barang. Pedoman mereka, kalau ada uangnya beli, kalau ngga ada ya udah nabung dulu saja. Beli cash atau ngga sama sekali. Jadi, membeli barang dengan cara kredit atau cash adalah pilihan masing-masing.
Pengalaman saya, membeli barang secara kredit itu memudahkan. Saya beberapa kali membeli barang secara kredit seperti rumah, motor, dan mobil. Ketika, memutuskan membeli rumah dan kendaraan secara kredit, pastinya saya dan suami sudah membuat hitung-hitungan. Jangan sampai, uang yang ada malah habis cuma buat bayar cicilan saja. Terus, biaya hidup sehari-hari bisa pakai tongkat sulap dan tringg ada. Kan ngga begitu juga kali :p
That's way, sebelum mengambil kredit atau pinjaman, ada yang mesti jadi pertimbangan. Di postingan ini, saya akan berbagi tentang hal penting sebelum ambil kredit atau pinjaman. Jangan sampai kredit itu malah jadi beban yang berat banget dan akhirnya harus pontang-panting demi bisa bayar cicilan.
1. Cek Kondisi Keuangan
Sebelum melakukan pinjaman, coba deh cek kondisi keuangan kita. Tentukan tujuan ketika berniat melakukan pinjaman atau kredit barang. Hitung dengan teliti dulu, apakah dengan penghasilan yang dapatkan, kebutuhan sehari-hari dan cicilan bisa terpenuhi. Jangan sampai, ketika sudah mengajukan pinjaman atau kredit, ternyata cicilannya kelewat besar dengan waktu yang lama, hingga ngga sanggup bayar.
Makanya, penting sekali buat tahu bagaimana kondisi keuangan kita. Apakah cicilan tidak mengganggu cashflow bulanan kita, kebutuhan lain tetap aman terkendali.
Konsep keuangan dasar itu : 40% untuk kebutuhan dasar, 10% untuk sosial, 20% untuk investasi atau tabungan, terakhir 30% untuk cicilan. Kalau konsep ini benar-benar diterapkan, kita ngga akan pusing sekalipun ada cicilan.
2. Kredit Hanya Barang Yang Benar-Benar Dibutuhkan
Ketika saya memutuskan untuk ambil kredit, saya meyakinkan diri kalau barang yang akan dibeli secara kredit ini, adalah barang yang memang benar-benar dibutuhkan. Kalau dipikir, saya jarang sekali kredit barang. Bahkan sejak berhasil punya uang sendiri, saya jarang sekali tertarik buat kredit.
Jadi, ketika kamu memutuskan untuk kredit barang, pastikan itu adalah barang yang benar-benar dibutuhkan, bukan barang yang kamu inginkan. Beda ya antara butuh dan ingin. Kalau sekadar ingin, sekalipun barangnya tidak ada, ya tidak apa-apa. Coba renungkan dulu, apakah keputusan membeli barang secara kredit atau mengajukan pinjaman adalah hal yang tepat.
3. Cicilan Tidak Lebih Dari 30% Penghasilan
Semua kelas perencanaan keuangan yang pernah saya ikuti, selalu bilang kalau kredit itu ngga boleh lebih dari 30% penghasilan kita. Itu idealnya ya. Kenapa ngga boleh lebih dari 30%? karena kan kita harus memikirkan pos-pos keuangan lain. Masa iya, gaji abis cuma buat bayar cicilan saja. Bunuh diri sih jadinya.
Makanya, hitung dulu cicilan dari barang yang akan kita kredit atau pinjaman yang akan kita ambil. Sebisa mungkin, angkanya tidak lebih dari 30%. Ya kalau terpaksa banget lebih, jangan sampai separuh gaji juga ya. Biar bisa napas gitu loh. Ngga mau juga kan gaji hanya numpang lewat di rekening. Jangan sampai hutang jauh lebih besar dari biaya hidup. Kurang-kurangi bergaya hidup yang melampaui kemampuan.
4. Kelola Keuangan Dengan Baik
Saat memutuskan buat ambil kredit atau cicilan, otomatis kita jadi punya beban tiap bulan. Makanya, melek keuangan adalah kunci. Kelola keuangan dengan bijak. Kurangi mengeluarkan uang hanya untuk gaya hidup dan hal-hal tidak penting. Kalau itu sudah dijadikan kebiasaan, maka arus keuangan akan jadi lebih baik.
Hemat demi arus keuangan berjalan baik adalah hal yang terbaik. Selesaikan cicilan satu persatu. Lebih baik tidak ambil cicilan atau kredit lain selagi masih ada cicilan yang berjalan.
5. Pastikan Bayar Cicilan Tepat Waktu
Kalau mau dipercaya dengan lembaga keuangan, maka jangan mangkir ketika jatuh tempo. Dengan membayar cicilan tepat waktu, itu akan mengurangi risiko denda dan ditagih. Ngga enak banget loh ditagih-tagih utang. Kurang nyaman aja sih. Waktu kredit mobil, pernah lewat 1 hari dan itu ditelpon sama leasing dong. Padahal alasannnya karena lupa, bukan karena ngga ada uangnya. Kena denda juga, even cuma 1 hari.
Dengan bayar cicilan tepat waktu, kita juga akan punya citra yang baik. Di waktu lain kita butuh pinjaman lain, prosesnya akan lebih mudah, karena pihak jasa keuangan percaya.
6. Pilih Perusahaan Pembiayaan Yang Terpercaya
Ini penting banget. Jangan sampai kita malah terjebak dalam pinjaman dari perusahaan bodong. Yang akhirnya, bisa membuat rugi. Kita bisa cek legalitas dari perusahaan pembiayaan lewat webiste Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bisa juga kontak nomor 157 atau whatasapp 081 157 157 157 untuk mencari tahu.
Salah satu perusahaan pembiayaan yang bisa menjadi rekomendasi adalah PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance). BFI Finance merupakan perusahaan pembiayaan tertua di Indonesia yang sudah berdiri sejak 1982, dan hingga kini masih beroperasi dengan baik. Artinya, BFI sudah sangat berpengalaman selama 39 tahun dalam hal pembiayaan.
"BFI Finance adalah perusahaan yang mengutamakan dan mematuhi Good Corporate Governance. Kami mengikuti tiap arahan, kebijakan, dan ketentuan yang diberikan oleh pemerintah sebelum menerapkan suatu kebijakan dalam perusahaan, maupun kebijakan kami atas konsumen. Untuk itu, kami berharap adanya kerjasama yang baik dengan para konsumen kami" Sudjono, Finance Director BFI Finance
BFI Finance memiliki posisi yang unik, dibandingkan dengan perusahaan pembiayaan yang lain. Karena, BFI tidak terafiliasi dengan bank atau pun Agen Tunggal Pemegang Merek (APTM). Di Bursa Efek Indonesia (BEI), BFI tercatat sebagai Perusahaan Terbuka (go public) sejak tahun 1990.Kantor pusat BFI Finance berlokasi di Tangerang Selatan. Hingga saat ini, BFI Finance memiliki lebih dari 8000 karyawan, di lebih 228 outlet di seluruh Indonesia. Kabar baiknya, 45 diantara outlet BFI Finance memiliki layanan pembiayaan syariah. Ini bisa jadi pilihan bagi yang concern terhadap pembiayaan syariah. Sebaran outlet BFI Finance merupakan yang terluas di antara perusahaan pembiayaan lainnya.
Pada dasarnya, kegiatan BFI Finance meliputi 3 jenis pembiayaan, diantaranya :
- Pembiayaan modal kerja, investasi, multiguna. Pembiayaan ditujukan untuk kebutuhan produktif seperti modal kerja, pengembangan usaha, maupun kebutuhan konsumtif lainnya. #pembiayaanmultigunaBFI ini bisa jadi pilihan bagi kamu yang butuh pembiayaan dalam jumlah yang besar.
- Pembiayaan Sales Lease Back. Pembiayaan ini untuk pembelian mesin dan alat berat baik baru ataupun bekas, demi menunjang produktivitas usaha.
- Pembiayaan Tanpa Agunan. Pembiayaan untuk kebutuhan pendidikan, pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.