Tahu ngga sih, kalau setiap tanggal 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia? World Federation for Mental Health mencanangkan peringatan Hari Kesehatan Jiwa ini sejak tahun 1992. Tujuannya, untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan jiwa. Upaya ini juga dilakukan untuk meningkatkan kepedulian kita terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Mereka yang mengidap gangguan jiwa, tetap manusia yang tidak boleh diabaikan.
Jika kita perhatikan, masih banyak di antara kita yang menganggap, orang dengan gangguan jiwa sebagai sampah. Abai dan tidak peduli apa yang terjadi terhadap mereka. Ada yang malah melakukan perundungan, hingga menyebabkan orang dengan gangguan jiwa terluka.
Walau tidak suka, jangan sampai menyakiti. Mungkin akan lebih baik, jika kita membantu menghubungi dinas sosial, agar ODGJ yang bekeliaran bisa dilindungi. Dengan penanganan yang tepat, terapi, dan pengobatan, ODGJ memiliki kesempatan untuk sembuh.
Saya jadi teringat kunjungan saya ke Rumah Sakit Jiwa Sardjito di Grogol. Berpapasan dan melihat langsung bagaimana para ODGJ dirawat dengan baik. Diajari berbagai keahliah, ditemani, dan bina dengan baik. Hingga, banyak para pasien gangguan jiwa tersebut yang akhirnya sembuh dan kembali ke masyarakat.
Penyakit jiwa atau mental, sama dengan penyakit fisik. Jika diobati, maka punya peluang untuk sembuh. Namun, banyak sekali masyarakat kita yang menganggap kalau kesehatan jiwa itu ngga begitu penting. Berapa banyak ibu yang bunuh diri karena merasa depresi mengurus anak sendirian dan selalu disudutkan? Berapa banyak orang yang akhirnya menjadi pembunuh karena sakit hati selalu disalahkan?
Semua berawal dari kesehatan jiwa yang terganggu. Kalau bisa didiagnosis sejak dini, maka tidak akan menjadi parah. Orang yang mulai depresi, dianggap berlebihan atau kurang iman. Padahal, masalah yang mereka hadapi itu sudah sangat menumpuk hingga mereka tidak sanggup lagi menghadapi. Itulah pentingnya, kita peduli pada anggota keluarga. Jika ada gelagat yang menunjukan depresi, segera temani dan dengarkan permasalahannya.
Sehat Jiwa, Sehat Raga
Dalam memperingati World Mental Health Day tahun ini, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menyelenggarakan Temu Blogger. Tahun ini tema yang diangkat adalah Mental Health in an Unequal World. Temu blogger yang adakah seacara daring ini berlangsung lebih dari 3 jam yang diisi oleh 5 narasumber.
Ada banyak sekali insight tentang Kesetaran Kesehatan Jiwa yang dibahas. Tentang bagaimana negara harusnya memberikan akses, dan layanan kepada masyarakat dalam menjaga kesehatan jiwa. Masyarakat pun diminta untuk mendukung dan berperan aktif dalam hal kesehatan jiwa ini.
Menurut Dr. Calestinus Eigya Munthe, Sp.K.J.M.Kes selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Mental, Kesehatan Jiwa dan Napza, kesehatan jiwa merupaka bagian dari kesehatan sepanjang kehidupan. Kesehatan jiwa harus menjadi perhatian karena itu bagian dari kesehatan secara keseluruhan. Sehat jiwa artinya sehat secar fisik, mental, spiritual, dan sosial. Sehingga, sesorang mampu menjalani hidup mandiri dan produktif, serta mampu berkontribusi pada lingkungan.
Memelihara kesehatan jiwa artinya memastikan mereka yang sehat dapat menjalani kehidupan penuh arti (wellbeing), mereka yang berisiko ditangani dini, dan mereka yang sakit (illness) mendapatkan pengobatan secara menyeluruh (paripurna).
Gangguan jiwa sangat memunginkan dialami oleh mereka yang berusia muda. Sehingga, mereka mengalami penurunan produktivitas, kehilangan kualitas hidup, dan bisa mengalami pengobatan kronis. Orang yang memiliki permasalah pada jiwanya, sebenarnya bisa dideteksi secara dini. Misalnya saja, ketika kita melihat ada gelagat bingung, marah secara tiba-tiba, perubahan emosi secara tiba-tiba, melantur, pada seseorang yang kita kenal, maka ajaklah mereka untuk berbincang. Jika kita tidak bisa menangani sendiri, bisa minta bantuan tenaga kesehatan dari Puskesmas. Karena, sekarang di Puskesmas sudah tersedia layanan konseling psikolog yang bisa dimanfaatkan.
Begitu pentingnya kesehatan jiwa dalam hidup, maka seseorang bisa dikatakan sehat jika mental dan fisiknya sehat. Oleh karenanya, menjaga mental tetap sehat merupakan kewajiban. Dukungan dari lingkungan sekitar juga sangat memengaruhi seseorang memiliki mental yang sehat.
Masalah Kesehatan Jiwa Saat Ini
Kalau di Indonesia, permasalahan kesehatan mental atau jiwa masih sering dianggap tabu. Itulah sebabnya, banyak sekali bermunculan kasus-kasus yang penyebabnya karena kesehatan mental seseorang yang terganggu.
Tidak hanya di Indonesia, bahkan di seluruh dunia pun, masalah kesehatan mental seringkali menjadi isu yang perlu menjadi concern. Karena itulah, WHO mengeluarkan Mental Health Action Plan yang berisi :
- 80% negara memiliki perencanaan dalam menangani kesehatan jiwa
- 50% negara mempunyai kebijakan kesehatan jiwa yang sesuai hak asasi manusia
- Peningkatan cakupan layanan untuk ODGJ berat sebanyak 20%
- 80% negara mempunyai paling sedikit 2 program promotif preventif kesehatan jiwa yang berskala nasional
- Angka bunuh diri menurun sebanyak 10%
- 80% negara mempunyai sistem pelaporan rutin tentang indikator-indikator kesehatan jiwa
Yuk, Jaga Kesehatan Jiwa!
Jadi, yuk kita sama-sama jaga kesehatan jiwa. Demi mewujudkan sehat yang menyeluruh. Jangan takut dan malu untuk bercerita, berdiskusi, hingga datang ke psikolog jika memungkinkan, ketika mulai merasa ada yang tidak baik.
Nah, bener banget kesehatan jiwa sangat penting mengingat ini merupakan bagian terbesar bagi kehidupan kita.
BalasHapus