Saya masih ingat betul ketika kakak ipar didiagnosis saraf kejepit oleh dokter. Melihat bagaimana dia harus bolak balik rumah sakit hingga diopname, hingga akhirnya harus dilakukan operasi. Jujurly, kasian lihat dia meringis ketika harus berjalan. Walau badannya kelihatan gagah, tapi ketika kena saraf kejepit itu, jadi lemah juga.
Hari Selasa (19/7) lalu, saya berkesempatan hadir di RS Premier Bintaro. Bukan buat berobat kok, tapi buat ikutan Health Talk di rangkaian event blogger & vlogger gathering. Jauh-jauh dari Bekasi dan sempat dibuat nyasar sama maps. Sempat badmood, tapi akhirnya senang karena bisa menginjakan kaki di RS Premier Bintaro. Biasanya cuma dengar namanya dan lihat lewat postingan orang. Senang juga, akhirnya tahu kalau di rumah sakit ini ada metode perawatan saraf kejepit tanpa operasi.
Materi Penanganan Terkini Saraf Kejepit disampaikan oleh Dr. Ajiantoro, SpOT (KSpine). Penyampian materinya asik deh. Ngga bikin ngantuk walau yang dibahas medis banget. Penguasaan materi yang baik dari dr. Aji, bikin kami yang menyimak jadi lebih mudah paham.
Saraf Kejepit, Penyebab dan Bagaimana Menanganinya
Saraf Kejepit atau pinched nerve merupakan kondisi dimana saraf tertekan oleh bagian sekitarnya. Jika kita mengalami kondisi saraf kejepit, tubuh kita akan mengirimkan sinyal berupa rasa nyeri. Rasa nyeri ini berupa sensasi dan emosi yang tidak menyenangkan yang dialami oleh tubuh. Sangat terkait pada kerusakan jaringan di dalam tubuh dan ini merupakan alarm dari tubuh kita.
Makanya, jangan sekali-kali meremehkan rasa nyeri yang dirasakan. Karena, nyeri tidak akan hadir kalau tidak ada masalah dalam tubuh. Karena saraf kejepit ditandai dengan rasa nyeri, maka kita ngga boleh mengabaikan. Jika diabaikan, bisa jadi kerusakan saraf malah jadi besar. That's way, perlu konsultasi ke dokter supaya lebih pasti diagnosanya.
Apa yang penyebab saraf kejepit? Jika saraf mengalami tekanan, berulang dan sering. Tekanan yang disebabkan oleh gerakan yang berulang-ulang, dalam jangka waktu yang panjang. Misalnya aja siku tertekuk ketika tidur, duduk terlalu lama, atau terlalu lama memegang gadget. Tekanan saraf bisa terjadi saat saraf tertekan antara jaringan dengan ligamen, tendon, atau tulang.
Biasanya, nyeri pertama yang dirasakan itu ada di bagian punggung atau biasa disebut dengan low back pain. Tapi, ngga menutup kemungknan juga rasa nyeri bisa muncul di bagian tubuh lain, seperti bagian belakang kaki. Untuk low back pain ini, ternyata 80% populasi penduduk di usia produktif, pernah mengalami minimal 1x nyeri pinggang dalam kehidupannya.
Apalagi ketika dunia dilanda pandemi dan itu membuat aktivitas kita berubah. Pekerjaan banyak dilakukan di rumah. Kondisi ini membuat kita jadi kurang aktivitas fisik. Dr. Aji mengatakan, mereka yang masuk usia produktif itu menjadi urutan kedua tersering untuk kunjungan ke dokter. Keluhannya ya low back pain. Dan ini menjadikan low back pain jadi berada di urutan kelima penyebab masuk rumah sakit.
Sayangnya, banyak yang malah mengabaikan rasa nyeri yang hadir. Padahal kalau sudah ada rasa nyeri, artinya kita kudu aware, apalagi kalau rasa nyeri yang sudah red flage seperti :
- Nyeri yang terjadi mendadak dan tidak tertahankan
- Nyeri yang bersifat progresif dan tidak hilang dengan istirahat
- Nyeri yang menjalar ke kedua tungkai kaki
- Nyeri yang berkaitan dengan perubahan posisi
- Nyeri dengan kelemahan tungkai kaki
- Kesemutan, baal atau kebas pada tungkai kaki
- Kelemahan kedua tungkai kaki saat berdiri atau berjalan
Saraf Kejepit Tanpa Operasi, Memang Bisa?
- Diet dan berusaha memilki berat badan yang ideal
- Perbaiki pola hidup dan aktivitas harian
- Istirahat atau bed rest saat nyeri timbul
- Menghindari gerakan -gerakan pencetus nyeri
- Konsumsi obat-obatan anti nyeri, radang, dan vitamin
- Rehabilitasi medik seperti modalitas nyeri (TENS, US, Radiotherapy), latihan fisik dan penguatan otot (olahraga), penggunaan alat bantu dan korset.
- Injeksi atau blok saraf tulang belakang
- Radiofrequency Ablation (RFA Spine)
- Percutaneous Laser Disc Decompression (PLDD)
- Mengurangi tarikan dan kerusakan otot
- Meminimalisir rusaknya jaringan lunak tulang belakang
- Mempertahankan integritas dan dorsolumbar fascia
- Mengurangi kerusakan tulang
- Utillitas saraf dan pembuluh darah
- Mengurangi luka sayatan tindakan
- Mencegah angka kejadian infeksi
Hospital Tour RS Premier Bintaro
- Orthopedic Centre
- Ramsay Spine Centre
- Hand Clinic
- Sport Clinic
- Vascular Clinic
- Sleep Clinic
- USG 4 dimensi
- Mammography
- CT Scan
- MRI 1,5 Tesla
- Radiologi Konvensional, Panoramik, Fluoroskopi
- C-Arm
- Bone Mineral Densitometry (BMD)
- Long Length Imaging for Scoliosis Series
- Bronchoscopy, Gastroscopy, Kolonoscopy, Laparoscopy
- ERCP
- Laboratorium
- Fisoterapi
- Farmasi
- Spirometry
- Audiometry
- Treadmull
- Echocardiography
- Electro Cardio, Electro Encepahlo Graphy
- Cardio Toco Graphy Rehabilitasi Medik
Sering banget ada yang bermasalah dengan saraf sih apalagi salah gerak dikit sakitnya udah enggak karuan. Apalagi tulang tua, hemm enggak heran. Mantep ini informasinya lengkap jadi lebih paham, terima kasih sharingnya!
BalasHapus