Jujur, saya baru banget tau ada istilah PCOS yang merupakan kependekan dari Polycystic Ovarium Syndrom. PCOS atau yang biasa dikenal dengan sindrom polikistik ovarium merupakan gangguan hormon yang terjadi pada wanita di usia subur. Penderita PCOS biasanya mengalami gangguan menstruasi dan memiliki kadar androgen yang berlebihan dalam tubuh.
Jadi, akhir pekan lalu saya mengikuti sebuah seminar awam di Mayapada Hosptal Jakarta Selatan (MHJS) yang membahas soal PCOS ini. Dan dari situlah, akhirnya saya tau kalau sindrom ini menjadi salah satu penyebab seorang wanita jadi susah hamil. Oh iya, ini kali pertama saya berkunjung ke MHJS. Ngga nyangka aja ada rumah sakit yang punya ruang hijau lumayan besar di Jakarta. MHJS ini kayanya jadi rumah sakit terbaik yang ada di Jakarta Selatan. Dari desain bangunan dan konsepnya bagus dan asri banget.
Peserta yang hadir kebanyakan adalah pejuang garis dua, yang memang sedang ikhitar untuk punya anak. Ada sesi berbagi cerita yang bikin melow dan akhirnya saya jadi ikutan nangis. Karena segitu berat dan susahnya perjuangan mereka dalam memiliki keturunan. Ada yang sudah menikah 3, 5, bahkan belasan tahun, tapi belum juga bisa hamil. Saya yang hanya perlu menunggu 5 bulan untuk bisa hamil aja, perasaannya sedih banget. Tiap kali testpack dan hasilnya negatif, langsung sesegukan sambil pelukan sama suami. Gimana perasaan mereka yang tahunan bahkan belasan tahun menunggu ya.
Gejala PCOS
Di seminar awam yang saya hadiri kemarin, ada narasumber dr. Melvin Emeraldi, SpOG(K)FER, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Subspesialis Fertilitas & Hormon Reproduksi Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS), yang membahas lengkap seputar PCOS. Menurut dr. Melvin, gejala klinis yang timbul dari seorang yang mengindap PCOS, diantaranya:
- Amenorrhea/Oligomenorhea
- Gambaran ovarium polikistik
- Hiperandrogenisme klinik/laboratorium
Dan, diagnosa PCOS bisa ditegakkan jika ada minimal 2 gejala dari gejala klinis diatas. Gejala PCOS bisa timbul ketika seseorang wanita mengalami haid pertama kali di masa pubertasnya. Namun, ada beberapa kasus di mana sebagian wanita mengalami gejala PCOS saat di usia dewasa.
Mengutip dari sebuah artikel, gejala umum PCOS yang dialami wanita antara lain:
- Siklus menstruasi tidak teratur atau berkepanjangan. Misalnya saja haid kurang dari 8-9 kali dalam setahun. Jarak antar haid dapat kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari
- Terdapat kista ovarium yang cukup banyak. Mereka yang mengalami PCOS biasanya banyak ditemukan memiliki kantong-kantong kista di sekitar sel telur (ovarium), dibuktikan dengan hasil USG
- Meningkatnya kadar hormon androgen. Kadar hormon androgen yang meningat menyebabkan munculnya gejala fisik seperti pria, seperti rambut yang lebat di area wajah dan tubuh, munculnya jerawat, hingga kebotakan
- Warna kulit menjadi gelap. Penderita PCOS mengalami perubahan warna kulit menjadi gelap di beberapa area tertentu. Terutama di lipatan dan selangkangan.
Namun, diagnosa pastinya harus ditegakkan oleh dokter. Karena ngga bisa menduga-duga juga sebelum diperiksa oleh dokter. Jika dalam usia 3 tahun pernikahan belum ada tanda-tanda kehamilan dan jika mengalami gejala yang dicurigai sebagai PCOS, langsung konsultasi dan periksakan diri ke dokter kandungan.
Penyebab PCOS
Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab dari PCOS pada wanita, antara lain kelebihan hormon insulin. Hormon insulin sendiri merupakan hormon yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah. Insulin yang terlalu berlebih akan membuat tubuh meningkatkan produksi hormon androgen dan mengurangi sensitivitas tubuh terhadap insulin.
Selain hormon insulin, penyebab PCOS lainnya yaitu faktor genetik. Karena biasanya, penderita PCOS juga memiliki anggota keluarga yang menderita PCOS.
Gaya hidup juga salah satu yang memegaruhi. Jadi memang penting sekali untuk aware dan memerhatikan gaya hidup. Mengurangi junk food atau jajan-jajan sembarangan bisa jadi ikhtiar dalam menghindari PCOS.
Apakah Wanita dengan PCOS Bisa Hamil?
Dr. Melvin mengatakan, memang wanita yang mengalami PCOS bakal menjadi infertil atau tidak subur. Karena, tidak ada sel telur yang matang, sehingga sulit terjadinya pertemuan antara sperma dengan sel telur. Singkatnya, PCOS ini menjadi
penyebab susah hamil bagi wanita.
|
Bedanya Ovarium Normal dengan Ovarium Polikistik |
Namun kabar baiknya, penderita PCOS masih memiliki kemungkinan untuk hamil secara almai. Dr Melvin menjelaskan, kalau ia banyak menangani kasus pasien PCOS dan akhirnya mereka bisa hamil secara alami. Namun memang, ada serangkaian pemeriksaan dan pengobatan yang harus dijalani. Baik istri maupun suami, harus melakukan pemeriksaan bersama. Tidak hanya istri saja melakukan pemeriksaan. Karena yang namanya punya anak kan harus kerja berdua.
Pemeriksaan dasar yang harus dilakuan pasangan diantaranya : analisa sperma, HSG, USG, tes cadangan telur (AMH, FSH, LH E2), prolaktin, dan tes fungsi tiroid. Setelah ditemukan hasilnya, maka dokter akan memberi pengobatan yang seesuai. Selama pengobatan juga akan dipantau, apakah pengobatan yang dilakukan bekerja dengan baik atau tidak.
Jadi, wanita dengan PCOS masih memiliki harapan untuk bisa hamil, kok. Namun harus mau mengikuti saran dokter agar hasilnya bisa terlihat.
Dr. Melvin mengatakan, untuk bisa hamil setidaknya ada 3 cara yaitu : senggama masa subur, Inseminasi Intra Uterine (IIU) dan bayi tabung (IVF). Untuk senggama masa subur, masa hidup sel telur itu sekitar 24 jam sedangkan masa hidup sperma sekitar 3-5 hari. Dengan senggama masa subur, kemungkinan untuk hamil bisa sampai 14-23% per siklus/bulan.
Menghitung Masa Subur
Kalau saya sendiri, menghitung masa subur masih manual pakai kalender aja sih. Tapi, itu memang berisiko karena kadang meleset. Buat yang menjaga jarak kehamilan, memang ngeri karena khawatir hamil lagi.
Tapi mereka yang sangat menantikan buah hati, mengetahui masa subur itu penting sekali. Untuk mengetahui masa subur, ada 2 cara yaitu dengan menghitung masa subur dan mengenali tanda-tanda subur. Dengan mengetahui kapan masa subur, pasangan yang sedang menginginkan buah hati bisa memaksimalkan dalam berhubuangan intim. Karena di masa subur, sangat memungkinkan untuk terjadinya pembuahan, sehingga peluang untuk terjadinya kehamilan pun lebih besar.
Bagaimana menghitung masa subur? Biasanya masa subur wanita terjadi sekitar 12-16 hari sebelum haid berikutnya. Dengan kata lain, wanita mengalami masa subur diantara hari ke-10 hingga hari ke-17 setelah hari pertama menstruasi berakhir.
Ada rumus yang bisa dipakai untuk menghitung masa subur seorang wanita, yaitu:
- Ketahui siklus menstruasi terpendek, misalnya 27 hari. Kurangi angka tersebut dengan 18. Hasilanya adalah 9 hari. Nah, angka ini adalah hari pertama masa subur
- Ketahui siklus menstruasi terpanjang, misalnya 30 hari. Kurangi angka tersebut dengan 11. Maka hasilnya 19 hari dan angka itu adalah hari terakhir masa subur.
Cara lain mengetahui masa subur adalah dengan kenali tanda-tanda masa subur wanita. Tanda masa subur wanita diantaranya:
- Meningkatnya suhu basal tubuh. Suhu basal merupakan suhu saat kita bangun tidur. Normalnya, suhu basal adalah 35,5-36,6 derajat celcius. Namun suhu tersebut akan meningkat ketika sedang dalam masa ovulasi
- Nyeri akibat ovulasi. Rasa nyeri ini dapat terjadi sebelum, selama, atau seteleah masa subur. Gangguan ini dapat menimbulkan rasa sakit yang tajam dan kram. Namun jarang menimbulkan rasa sakit yang parah
- Perubahan pada air liur. Air liur pada wanita dapat berubah sesuai dengan jumlah hormon estrogen yang ada di dalam tubuhnya. Ada peningkatan besar dalam estrogen dalam beberapa hari sebelum masa subur tiba
- Muncul lendir serviks. Pada masa subur, lendir serviks atau lendir yang ada di mulut rahim berwarna bening, licin, dan elastis seperti putih telur mentah. Namun, cairan yang dihasilkan juga dapat lengket, putih, dan keruh. Lendir ini berguna untuk mendukung sperma agar dapat mencapai sel telur
- Masa bergairah. Ketika sedang dalam masa subur, seorang wanita merasakan kalau dirinya lebih bergairah, untuk melakukan hubungan intim. Tubuh wanita juga terlihat menarik di mata pasangan karena tubuh secara alami akan mengeluarkan wangi yang berbeda dari biasanya.
Namun, ada cara yang simple yang ditawarkan oleh Ovutest, sebuah alat uji kesuburan dari PT Danpac Pharma. Ovutest juga memiliki aplikasi kalender masa subur yang diberi nama Femometer - Fertility Tracker. Alat uji kehamilan dan masa subur ini bisa digunakan dengan sample urin, air liur, dan basal tubuh.
Cherly, Product Manager Ovutest mengatakan kalau aplikasi Femometer dibuat untuk membantu pasangan yang ingin memiliki buah hati. Dengan mengetahui masa subur, maka hubungan intim yang dilakukan bisa meningkatkan potensi kehamilan. Alat uji kehammilan dan masa subur dari Ovutest juga membantu agar mendapatkan hasil uji yang lebih baik.
Tetap Semangat dan Positif
Apapun yang sedang dijalani dan diusahakan, jangan patah semangat ya para pejuang garis dua. Seorang Grace Tahir pun mengalami masa saat menjadi pejuang garis dua. Sempat depresi dan hampir ingin bunuh diri saking tidak tahan dengan omongan-omongan orang lain dan juga keluarga sendiri. Tapi, karena tidak mau berlarut, Grace pun menemui dokter dan melakukan pengobatan. Diagnosa PCOS yang dideritanya membuat ia sulit memiliki anak.
Tapi, dengan kesungguhan ingin berubaha, Grace akhirnya berhasil hamil. Kisah Grace Tahir mungkin juga banyak dialami oleh para wanita lain. Jika kita tidak ada di posisi mereka, mungkin ya gampang saja memberikan statement negatif. Alih-alih jadi sok tahu dengan keadaan wanita yang sedang berjuang mendapatkan anak, lebih baik kita beri semangat untuk mereka. Ya, kan!
Sesama wanita, seharusnya saling dukung dan bukannya saling serang. Saling menghargai dengan segala keputusan yang mereka ambil. Jika tidak diminta untuk turut andil, ya tidak usah ikut campur. Itu lebih baik ya.
Tetap semangat para pejuang garis dua! Insya Allah, akan datang waktu yang tepat, seorang bayi lucu hadir diantara kamu dan suami. Tetap berusaha dan berpikir positif ya.
Baru dengar tentang PCOS dan memahaminya, ternyata segawat itu perihal gangguan hormon apalagi berpengaru pada kesuburan. Masalah ini memang perlu peran pasangan untuk melakukan pengobatan, mengingat keduanya juga berperan dalam memiliki momongan. Terima kasih sharingnya!
BalasHapusPCOS ternyata masih bisa hamil ya, kuncinya ga bielh takut dan malas Konsul ke dokter buat di cek ya
BalasHapus