Sudah jadi pemandangan yang sangat biasa, kalau kita melihat anak balita pegang gadget. Mereka bahkan lebih mahir dibanding orangtuanya. Tayangan demi tayangan yang mereka tonton, mampu membuat mereka lupa akan sekelilingnya. Saking fokus dan menikmati tayangan, kalau gadgetnya diambil mereka akan marah dan tantrum.
Sejak dunia digital itu tanpa batas dimana punya jaringan internet cepat, siapapun bisa mengakses dengan mudah. Walau banyak kemudahan yang akhirnya bisa kita dapatkan dari dunia digital, tapi di satu sisi dunia digital bisa membawa mudharat. Ibaratnya, bisa jadi bumerang kalau ngga dimanfaatkan dengan baik.
Sebagai ibu, saya harus jeli dan aware soal dunia digital ini. Saya ngga mau anak terlalu terpapar sampai addict, tapi di satu sisi saya ngga mau juga menjauhkan dunia digital dari anak. Bagaimanapun, mereka memang hidup di zaman digital yang serba cepat dan canggih. Tinggal pintar-pintar mengatur dan pegang kendali saja sih.
Karenanya, saya punya aturan penggunaan gadget pada anak. Itu saya lakukan, agar anak terbiasa dengan batasan dan ngga bablas. Yang saya lakukan diantaranya :
- Boleh bermain gadget hanya pada hari libur (Sabtu & Ahad)
- Bergantian antara kakak dan adik
- Jika waktu bermain habis, gagdet harus diserahkan kembali
- Tertib, tidak berebut, dan tidak nangis
Saat diperbolehkan menggunakan gadget, yang dipakai pun gadget orangtua bukan gadget milik anak. Karena saya sepakat dengan suami kalau anak akan bisa memiliki handphone saat bisa menghafalkan minimal 5 juz Al-Qur'an.
Anak pertama, baru mendapatkan handphone saat kelas 8 akhir. Itupun masih handphone bekas abinya. barulah saat di kelas 9, saya dan suami memberikan handphone baru untuknya. Walau sudah punya handphone sendiri, penggunaannya masih terus diawasi. Tidak boleh punya akun media sosial dulu, harus memberitahu password handphone pada orangtua, tidak lalai ibadah.
Ya jujur saja, saya cukup ngeri juga dengan remaja yang addict pada gadget. Waktu yang ada hanya digunakan untuk scrolling media sosial dan main game. Apalagi jika mendengar berita kejahatan yang dilakukan remaja karena pengaruh gadget. Aduh lah ngeri. Makanya, daripada kebablasan, mending saya bikin aturan ke anak-anak.
Pentingnya Literasi Digital Sejak Dini
Kenapa penting mengenalkan literasi digital pada anak? Karena anak kini jadi obyek yang banyak diincar karena mudah dipengaruhi. Makanya, sebisa mungkin orangtua mengawasi penggunaan gagdet pada anak-anak. Karena, kejahatan yang dilakukan di dunia maya terhadap anak-anak itu nyata adanya. Jaringan internet cepat yang saat ini ada dimana-mana, membuat akses ke dunia maya makin mudah.
Sejak saya izinkan anak-anak menggunakan gadget, walau belum punya sendiri, saya selalu memantau apa yang mereka lihat dan tonton. Kalau Khal biasanya hanya nonton kartun kaya Tayo, Cocomelon, atau Baby Bus. Sedangkan Una, seringnya buka YouTube dan nonton DIY channel. Walau sesekali dia buka channel vlogger kaya Ria Ricis, Gen Halilintar, dan beberapa vlogger yang saya sendiri ngga kenal :p
Apa yang saya ajarkan soal literasi digital ke anak? Untuk anak yang lebih besar kaya abang, dia sudah mulai minta izin bikin akun media sosial. Awalnya saya ngga mengizinkan karena memang usianya belum 17 tahun. Buat saya, anak di bawah 17 tahun itu masih rentan terpengaruh. Sampai abang nanya 'kenapa sih aku ngga boleh bikin akun instagram?' Alasan dia ingin punya akun Instagram agar bisa tetap terhubung dengan teman-teman lamanya, baik yang di SD atau SMP. Setelah berpikir ulang, akhirnya saya mengizinkan tapi dengan beberapa catatan.
Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi yang didapatkan dari berbagai sumber. Literasi digital termasuk kemampuan untuk mencari, menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang terdapat di internet atau dari perangkat teknologi lainnya. (sumber)
Mengenalkan literasi digital sejak dini pada anak itu penting, karena bisa membantu mereka untuk terampil dan terbuka di dunia yang serba digital saat ini. Dalam literasi digital, yang urgent dan harus diajarkan pada anak, diantaranya :
- Mengakses internet, niatkan untuk mencari informasi yang bermanfaat
- Ajarkan anak untuk tidak menyebar atau menuliskan informasi yang sifatnya pribadi, seperti nama lengkap, tanggal lahir, nama sekolah, hingga alamat tinggal.
- Tidak menyebarkan atau menuliskan ujaran kebencian baik yang ditulis di status, atau saat mengomentari sebuah postingan
- Tidak ikut memberikan komentar pada postingan yang belum jelas kebenarannya
- Tidak posting sesuatu yang sensitif atau menyebarkan kembali postingan yang sensitif
- Tidak berkomunikasi terlalu dekat dengan orang asing atau orang yang baru dikenal dari media sosial
- Tidak memberikan nomor kontak kepada orang-orang yang tidak berkepentingan
- Menjaga akses media sosial dengan membuatnya menjadi private
- Orangtua harus menjadi salah satu pengikut akun media sosial anak. Agar aktivitas anak di media sosial bisa selalu dipantau
- Jika memungkinkan, orangtua juga bisa menjadi admin dari akun anak. Jadi, orangtua bisa membuka media sosialnya kapan pun.
Dari literasi digital yang kita ajarkan, harapannya anak bisa menggunakan media sosial dengan lebih bijak. Tidak mudah tersulut dan bisa menjaga jari dari melakukan hal-hal yang negatif. Setidaknya, ini manfaat dari mengenalkan literasi digital pada anak sejak dini :
- Anak mampu menggunakan teknologi dengan efektif dan aman
- Anak memiliki kemampuan dalam mengakses dan menggunakan informasi yang tersedia di internet dengan baik
- Anak mendapatkan kesempatan belajar hal baru yang bisa bermanfaat bagi masa depan
- Anak mampu menggunakan internet dengan lebih bijak
- Anak bisa lebih selektif dalam mengakses informasi serta tayangan yang sifatnya hiburan
Kemajuan teknologi serta jaringan internet cepat saat ini, memang ngga bisa dihindari. Anak-anak generasi Z saat ini memang tumbuh di era teknologi dan digital. Jadi, rasanya salah kalau kita sebagai orangtua, malah melarang mereka terhubung dengan dunia teknologi. Karena memang itu dunia mereka. Kalau dilarang, khawatir mereka akan mencari tahu dari orang lain. Kalau orang lain malah mengarahkan pada informasi yang salah, apa ngga menyesal kita sebagai orangtua?
Jadi, tugas kita sebagai orangtua adalah mengajarkan cara memanfaatkan internet dengan baik, lalu mengawasi. Beri pesan agar selalu hati-hati dalam bermedia sosial, mengakses, serta menyebarkan informasi. Menggunakan jaringan internet cepat, artinya mereka dengan mudah mendapatkan apa yang sedang mereka cari. Seperti ketika menggunakan jaringan internet cepat IndiHome dari Telkom Indonesia. Mau cari informasi apapun, bisa dengan cepat terbuka.
Intinya, anak-anak yang masih di bawah umur sebaiknya tetap diawasi. Dunia digital, dunia maya, memang mengasyikan. Tapi, jangan sampai mereka malah bablas dan banyak waktu terbuang ketika mengakses teknologi. Sejatinya, teknologi itu memang memudahkan. Namun, jangan sampai kemudahan itu nantinya malah jadi bumerang bagi anak-anak kita. Sebagai orangtua, peran kita sangat penting dan urgent. Jadi, yuk tetap dampingi mereka sehingga mereka bisa lebih bijak dalam menggunakan teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.